Reinforcement besar peranannya dalam pendidikan. Pujian sebagai bagian dari reinforcement yang diberikan guru sewaktu di SD, SMP dan SMA akan selalu teringat bila diberikan pada saatnya. Pujian tersebut berlaku untuk semua umur, bukan hanya anak kecil saja yang senang dipuji, tetapi orang tua, muda remaja, anak-anak, laki-laki, wanita dan sebagainya senang dipuji. Hanya saja kebiasaan pada guru-guru, pujian itu masih mahal. Misalnya jika siswa menjawab dengan benar, terasa berat sekali guru untuk memberikan ucapan “bagus” atau dengan ungkapan lain mengangkat jempol. Pujian merupakan salah satu bagian dari reinforcement.
Reinforcement adalah penguatan yang memberikan respon positif terhadap suatu tingkah laku tertentu dari siswa yang memungkinkan tingkah laku tersebut timbul kembali (Alma, 2008: 30). Tujuan adanya reinforcement adalah dapat meningkatkan perhatian siswa, memudahkan proses belajar, membangkitkan dan mempertahankan motivasi, mengubah sikap suka mengganggu dan menimbulkan tingkah laku belajar yang produktif, mengembangkan dan mengatur diri sendir dalam belajar, mengarahkan kepada cara berpikir yang baik.Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bawa reinforcement adalah penguatan yang memberikan respon positif terhadap suatu tingkah laku tertentu dari siswa yang memungkinkan tingkah laku tersebut timbul kembali.
Reinforcement adalah penguatan yang memberikan respon positif terhadap suatu tingkah laku tertentu dari siswa yang memungkinkan tingkah laku tersebut timbul kembali (Alma, 2008: 30). Tujuan adanya reinforcement adalah dapat meningkatkan perhatian siswa, memudahkan proses belajar, membangkitkan dan mempertahankan motivasi, mengubah sikap suka mengganggu dan menimbulkan tingkah laku belajar yang produktif, mengembangkan dan mengatur diri sendir dalam belajar, mengarahkan kepada cara berpikir yang baik.Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bawa reinforcement adalah penguatan yang memberikan respon positif terhadap suatu tingkah laku tertentu dari siswa yang memungkinkan tingkah laku tersebut timbul kembali.
2. Komponen ReinforcementKomponen-komponen keterampilan dalam pemberian reinforcement atau penguataan pada siswa penting digunakan oleh guru untuk lebih memotivasi siswa dalam belajar matematika. Terdapat tiga komponen dalam reinforcement, yaitu :
1). Verbal reinforcement
Verbal reinforcement berupa komentar ungkapan, pujian yang berbentuk kata-kata ataupun kalimat.
a). Kata-kata : baik, bagus, hebat sekali, benar sekali, sangat teliti dan sebagainya.
b). Kalimat :
i). Itu suatu pikiran yang baik.
ii). Cara berpikir kritis sekali.
iii). Terima kasih kamu sangat pandai.
2). Gestural reinforcement
Gestural reinforcement berupa penguatan yang ditunjukkan melalui wajah ataupun anggota badan lain.
a). Wajah: senyum, mengangkat alis, tertawa, siulan, kerlingan mata.
b). Anggota badan : tepuk tangan, menunjuk, tanda o. k., naikkan tangan, anggukan, gelengkan kepala (keheranan), jempol, angkat bahu.
3). Proximity reinforcement
Proximity reinforcement seperti berjalan mendekati, berdiri di dekat, duduk dekat kelompok, berdiri di antara siswa.
4). Contact reinforcement
Tepuk bahu, punggung, tangan pada kepala, jabat tangan, memegang rambut, menaikkan tangan siswa. Dalam hal ini harus diperhatikan kebiasaan daerah setempat. Ada tabu memegang pipi, memegang kepala dan sebagainya.
5). Activity reinforcement
Berjalan mendahului, membagi bahan, memimpin permainan, membantu siswa dalam menggunakan OHP, mendengarkan musik, radio, TV.
6). Token reinforcement
Pemberian hadiah, bintang komentar tertulis pada buku pekerjaan, nama kehormatan, perangko, mata uang, gambar, es, lilin dan sebagainya.
Beberapa prinsip penggunaan dalam reinforcement (Alma, 2008: 32) antara lain :
a). Penuh kehangatan, antusias dan jujur.
b). Hindari reinforcement negatif: kritikan dan hukuman.
c). Bervariasi.
d). Penuh arti bagi siswa.
e). Bersifat pribadi.
f). Langsung atau segera.
1). Verbal reinforcement
Verbal reinforcement berupa komentar ungkapan, pujian yang berbentuk kata-kata ataupun kalimat.
a). Kata-kata : baik, bagus, hebat sekali, benar sekali, sangat teliti dan sebagainya.
b). Kalimat :
i). Itu suatu pikiran yang baik.
ii). Cara berpikir kritis sekali.
iii). Terima kasih kamu sangat pandai.
2). Gestural reinforcement
Gestural reinforcement berupa penguatan yang ditunjukkan melalui wajah ataupun anggota badan lain.
a). Wajah: senyum, mengangkat alis, tertawa, siulan, kerlingan mata.
b). Anggota badan : tepuk tangan, menunjuk, tanda o. k., naikkan tangan, anggukan, gelengkan kepala (keheranan), jempol, angkat bahu.
3). Proximity reinforcement
Proximity reinforcement seperti berjalan mendekati, berdiri di dekat, duduk dekat kelompok, berdiri di antara siswa.
4). Contact reinforcement
Tepuk bahu, punggung, tangan pada kepala, jabat tangan, memegang rambut, menaikkan tangan siswa. Dalam hal ini harus diperhatikan kebiasaan daerah setempat. Ada tabu memegang pipi, memegang kepala dan sebagainya.
5). Activity reinforcement
Berjalan mendahului, membagi bahan, memimpin permainan, membantu siswa dalam menggunakan OHP, mendengarkan musik, radio, TV.
6). Token reinforcement
Pemberian hadiah, bintang komentar tertulis pada buku pekerjaan, nama kehormatan, perangko, mata uang, gambar, es, lilin dan sebagainya.
Beberapa prinsip penggunaan dalam reinforcement (Alma, 2008: 32) antara lain :
a). Penuh kehangatan, antusias dan jujur.
b). Hindari reinforcement negatif: kritikan dan hukuman.
c). Bervariasi.
d). Penuh arti bagi siswa.
e). Bersifat pribadi.
f). Langsung atau segera.
Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa bentuk reinforcement antara lain verbal reinforcement, gestural reinforcement dan proximity reinforcement, contact reinforcement, activity reinforcement, dan token reinforcement. Pemberian reinforcement atau penguataan pada siswa penting digunakan oleh guru untuk lebih memotivasi siswa dalam belajar matematika.
3. Modus Reinforcement
Dalam pemberian reinforcement kepada siswa, ada beberap modus penggunaan yang perlu diperhatikan. Menurut Alma (2008: 33) modus penggunaan reinforcement meliputi :
1). Whole group reinforcement
Komponen reinforcement dapat diterapkan oleh guru pada seluruh kelas dari waktu ke waktu. Komponen yang digunakan biasanya berupa verbal, token, gestural dan aktivitas.
2). Delayed reinforcement
Komponen reinforcement langsung dapat diberikan guru segera diberikan, biasanya penundaan ini dihubungkan dengan pemberian keterangan atau isyarat lain untuk menekankan bahwa reinforcement diberikan namun ditunda atau diberikan kemudian.
3). Partial reinforcement
Digunakan untuk menghindari reinforcement yang negatif. Sebagian menerima respons siswa, misalnya jawaban siswa setengah-setengah betul, guru tidak menyalahkan atau mengkritik jawaban tersebut, tetapi meminta siswa lain menjawab atau memberi tanggapan. Seandainya jawaban siswa yang kedua benar, maka dikembalikan kepada siswa yang pertama untuk mengulangi, jawaban yang benar kemudian diberi reinforcement.
4). Personalized reinforcement
Sebaiknya diberikan langsung atau segera pada siswa secara perorangan, karena kemampuannya. Ini lebih selektif dari pada apabila bersifat anonim dan tidak spesifik kepada seseorang.Beradasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa pemberian reinforcement harus disesuaikan dengan modus penggunaan reinforcement meliputi : whole group reinforcement, delayed reinforcement, partial reinforcement, dan personalized reinforcement.
Dalam pemberian reinforcement kepada siswa, ada beberap modus penggunaan yang perlu diperhatikan. Menurut Alma (2008: 33) modus penggunaan reinforcement meliputi :
1). Whole group reinforcement
Komponen reinforcement dapat diterapkan oleh guru pada seluruh kelas dari waktu ke waktu. Komponen yang digunakan biasanya berupa verbal, token, gestural dan aktivitas.
2). Delayed reinforcement
Komponen reinforcement langsung dapat diberikan guru segera diberikan, biasanya penundaan ini dihubungkan dengan pemberian keterangan atau isyarat lain untuk menekankan bahwa reinforcement diberikan namun ditunda atau diberikan kemudian.
3). Partial reinforcement
Digunakan untuk menghindari reinforcement yang negatif. Sebagian menerima respons siswa, misalnya jawaban siswa setengah-setengah betul, guru tidak menyalahkan atau mengkritik jawaban tersebut, tetapi meminta siswa lain menjawab atau memberi tanggapan. Seandainya jawaban siswa yang kedua benar, maka dikembalikan kepada siswa yang pertama untuk mengulangi, jawaban yang benar kemudian diberi reinforcement.
4). Personalized reinforcement
Sebaiknya diberikan langsung atau segera pada siswa secara perorangan, karena kemampuannya. Ini lebih selektif dari pada apabila bersifat anonim dan tidak spesifik kepada seseorang.Beradasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa pemberian reinforcement harus disesuaikan dengan modus penggunaan reinforcement meliputi : whole group reinforcement, delayed reinforcement, partial reinforcement, dan personalized reinforcement.
Tidak ada komentar :
Posting Komentar
silahkan isi komentar dengan bahasa sopan