Social Icons

Rabu, 03 Mei 2023

Rangkuman Koneksi Antar Materi Modul 3.1 Pengambilan Keputusan Berbasis Nilai-Nilai Kebajikan Sebagai Pemimpin

Oleh : Toyibin, S.Pd
Calon Guru Penggerak Angkatan 7 - SMP Negeri 3 Talang - Kab. Tegal

Filosofi Ki Hajar Dewantara "Pratap Triloka" Memiliki Kaitan dengan Penerapan Pengambilan Keputusan sebagai Seorang Pemimpin
Pemimpin sekolah yang berkualitas memiliki kemampuan untuk memberdayakan seluruh sumber daya di sekolahnya, sehingga dapat bersatu menumbuhkan murid-murid yang berkembang secara utuh, baik dalam rasa, karsa dan ciptanya. Pemimpin yang berkualitas dalam mengambil keputusan seharusnya mempertimbangkan Filosofi Ki Hajar Dewantara dengan Patrap Triloka, yaitu (1) Ing ngarsa sung tuladha (yang di depan memberi teladan/contoh), (2) Ing madya mangun karsa (di tengah membangun prakarsa/ semangat) (3) Tut wuri handayani (dari belakang mendukung).
Keputusan yang diambil pimpinan sekolah merupakan cerminan teladan dari seorang pemimpin yang dapat membangun prakarsa dan mendukung terhadap pemberdayaan sumber daya yang ada di sekolah. Pemimpin harus mampu mengambil sebuah keputusan yang tepat, arif, bijaksana, dan berpihak kepada murid. Seorang pemimpin harus mampu menjadi teladan bagi orang-orang yang dipimpinnya, seorang pemimpin harus mampu membangun semangat orang-orang yang dipimpinnya, dan seorang pemimpin harus mampu memberikan motivasi kepada orang-orang yang dipimpinnya untuk dapat mengembangkan minat, bakat, dan potensi yang dimiliki.

Nilai-Nilai Yang Tertanam Dalam Diri Berpengaruh Kepada Prinsip-Prinsip Yang Diambil Dalam Pengambilan Suatu Keputusan

Sebuah keputusan merupakan refleksi dari nilai-nilai moral dan etika yang dimiliki seseorang. Nilai-nilai kebajikan yang dimiliki diri seperti rasa sayang, rasa kasihan, tanggung jawab, kejujuran, percaya, dan nilai-nilai kebajikan lainnya berperan besar ketika menganalisis dan mempertimbangkan keputusan yang harus diambil dalam mengatasi suatu masalah.
Pemimpin pembelajaran dapat menggunakan tiga prinsip dalam pengambilan keputusan:
1. Berpikir Berbasis Hasil Akhir (End-Based Thinking)
2. Berpikir Berbasis Peraturan (Rule-Based Thinking)
3. Berpikir Berbasis Rasa Peduli (Care-Based Thinking)
Setiap keputusan yang diambil didasarkan juga pada rasa penuh tanggung jawab, nilai-nilai kebajikan universal, serta berpihak pada murid.


Pengambilan Keputusan Berkaitan Dengan Kegiatan ‘Coaching’ (Bimbingan), Terutama dalam Pengujian Pengambilan Keputusan. Pertanyaan-Pertanyaan Dalam Diri Pada Pengambilan Keputusan Bisa Dibantu Dengan ‘Coaching’

Pembimbingan yang telah dilakukan oleh pendamping atau fasilisator telah membantu dalam menganalisis efektif tidaknya keputusan yang telah diambil. Menganalisis keputusan yang diambil  berpihak kepada murid, sesuai dengan nilai-nilai kebajikan universal, dan keputusan yang diambil dapat dipertanggung jawabkan.
Coaching membantu guru untuk memaksimalkan potensi yang dimiliki dan memecahkan permasalahan saat menjadi pemimpin pembelajaran, sehingga pada saat menentukan suatu permasalahan dilema etika seorang guru mampu mengidentifikasi suatu permasalahan dengan tehnik coaching, sehingga mampu menghasilkan keputusan yang tepat dan berpihak pada murid.
Langkah-langkah dalam coaching dapat mengidentifikasi masalah apa yang sebenarnya terjadi dan membuat pemecahan masalah secara sistematis. Konsep coaching dapat dikombinasikan dengan sembilan langkah konsep pengambilan dan pengujian keputusan sebagai evaluasi terhadap hasil keputusan yang telah diambil. 

Kemampuan Guru dalam Mengelola dan Menyadari Aspek Sosial Emosionalnya Berpengaruh terhadap Pengambilan suatu Keputusan Khususnya Masalah Dilema Etika

Pengambilan keputusan masalah dilema etika diperlukan kompetensi guru dalam aspek sosial emosional seperti kesadaran diri, manajemen diri, kesadaran sosial, keterampilan berelasi, dan pengambilan keputusan yang bertanggung jawab.  Adanya kompetensi sosial emosianal, guru dapat mengambil keputusan secara sadar penuh (mindfull) dari berbagai pilihan keputusan, konsekuensi yang akan terjadi, dan meminilisir kesalahan dalam pengambilan keputusan. 
Jadi kemampuan guru yang baik dalam mengelola dan menyadari aspek sosial emosionalnya, maka keputusan yang diambil merupakan keputusan terbaik dengan berbagai pertimbangan yang telah dipikirkan dengan baik berdasarkan pilihan paradigma dilema etika serta berdasarkan langkah-langkah pengambilan dan pengujian keputusan yang baik pula, bertanggung jawab serta berpihak pada murid.

Pembahasan Studi Kasus Yang Fokus Pada Masalah Moral Atau Etika Berkaitan Dengan Nilai-Nilai Yang Dianut Seorang Pendidik

Nilai-nilai yang dianut seorang pendidik mempengaruhi pengambilan keputusan pada masalah moral atau etika yang terjadi. Jika nilai-nilai yang dianut pendidik nilai-nilai kebajikan universal, maka keputusan yang diambil dapat dipertanggung jawabkan dan dapat diterima oleh berbagai pihak, tetapi jika nilai-nilai yang dianut pendidik kurang sesuai dengan nilai-nilai kebajikan universal maka keputusan yang diambilnya lebih cenderung hanya benar secara pribadi dan tidak sesuai harapan berbagai pihak. 

Pendidik harus membuat keputusan yang bertanggung jawab dengan melakukan pengambilan dan pengujian pengambilan keputusan pada setiap masalah yang dihadapi, sehingga menghasilkan keputusan yang berpihak pada murid, mengandung nilai kebajikan universal dan dapat dipertanggung jawabkan.

Pengambilan Keputusan Yang Tepat Berdampak Pada Terciptanya Lingkungan Yang Positif, Kondusif, Aman Dan Nyaman.

Pengambilan sebuah keputusan yang tepat berdampak pada terciptanya lingkungan yang positif, kondusif, aman dan nyaman. Dalam sebuah keputusan ada konsekuensi yang akan terjadi, sehingga keputusan harus dipikirkan menggunakan prinsip-prinsip pengambilan keputusan yang tepat dan efektif. Jika pengambilan keputusan tepat, maka konsekuensi yang terjadi  lingkungan dapat menerima sehingga terciptanya lingkungan yang positif,  kondusif, aman dan nyaman. Jika pengambilan keputusan kurang tepat, konsekuensinya lingkungan tidak menerima, sehingga berdampak buruk pada lingkungan menjadi lingkungan yang kurang nyaman.

Pengambilan keputusan yang tepat dapat dilakukan berdasarkan 4 paradigma, 3 prinsip, 9 langkah pengambilan dan pengujian keputusan sehingga hasil keputusan yang diambil mampu menciptakan lingkungan yang positif, kondusif, aman dan nyaman untuk berbagai pihak. 

Tantangan-Tantangan Di Lingkungan Untuk Dapat Menjalankan Pengambilan Keputusan Terhadap Kasus-Kasus Dilema Etika Berkaitan Perubahan Paradigma Di Lingkungan

Tantangan yang dihadapi dalam pengambilan keputusan terhadap kasus-kasus yang sifatnya dilema etika berupa perasaan kurang nyaman dan tidak enak karena belum dapat memuaskan semua pihak. Setiap keputusan pasti ada konsekuensi berupa resiko pro dan kontra, hal ini menjadikan salah satu tantangan tersendiri untuk mengambil keputusan dengan tepat.

Dengan mengikuti  4 paradigma,  3 prinsip dan 9 langkah pengambilan keputusan dapat meminimalkan perasaan tidak nyaman dan keputusan yang diambil dapat diterima oleh berbagai pihak. Pengambilan keputusan dilakukan tepat melalui analisis menggunakan 4 paradigma, 3 prinsip dan 9 langkah pengambilan keputusan, maka keputusan berdampak dalam terciptanya lingkungan yang positif, kondusif dan nyaman.

Pengaruh Pengambilan Keputusan Yang Diambil Terhadap Pengajaran Yang Memerdekakan Murid-Murid, Memutuskan Pembelajaran Yang Tepat Untuk Potensi Murid Yang Berbeda-Beda

Terdapat pengaruh pengambilan keputusan yang diambil dengan pengajaran yang memerdekakan murid-murid dikarenakan pengambilan keputusan yang diambil  berpihak pada murid sehingga memperhatikan potensi murid yang berbeda-beda.

Pengambilan keputusan yang berpihak pada murid terhadap pembelajaran memperhatikan kebutuhan murid, maka hal ini memerdekakan murid dalam belajar yang akhirnya murid dapat berkembang sesuai dengan potensi dan kodratnya. Guru sebagai pemimpin pembelajaran dituntut mampu mengambil keputusan yang tepat dalam pembelajaran untuk memerdekakan murid sehingga potensi murid yang berbeda-beda dapat berkembang lebih optimal sesuai kebutuhan belajar murid.

Seorang Pemimpin Pembelajaran Dalam Mengambil Keputusan Dapat Mempengaruhi Kehidupan Atau Masa Depan Murid-Muridnya

Untuk mengambil keputusan sebagai pemimpin pembelajaran, keputusan guru yang diambil harus dapat dipertanggung jawabkan dan berpihak pada murid. Keputusan yang diambil mempertimbangkan kebutuhan murid, sehingga murid dapat menggali potensi yang ada dalam dirinya dan guru sebagai pemimpin pembelajaran dapat memberikan pembelajaran sesuai dengan kebutuhan belajar murid dan menuntun murid dalam mengembangkan potensi yang dimiliki sehingga keputusan mempengaruhi keberhasilan murid di masa depannya nanti. Pendidik yang mampu mengambil keputusan secara tepat akan memberikan hasil yang baik dalam proses pembelajaran sehingga mampu menciptakan kehidupan murid untuk masa depan yang lebih baik.

Kesimpulan Akhir  Yang Dapat Ditarik Dari Pembelajaran Modul Materi Ini Dan Keterkaitannya Dengan Modul-Modul Sebelumnya

Kesimpulan akhir yang dapat ditarik dari pembelajaran modul "Pengambilan Keputusan Sebagai Pemimpin Pembelajaran" berkaitan dengan modul-modul yang telah dipelajari sebelumnya merupakan satu rangkaian yang diperlukan untuk memerdekakan murid dalam belajar. Dalam merdeka belajar, menurut Ki Hajar Dewantara pendidikan bertujuan menuntut segala proses dan kodrat/potensi anak untuk mencapai sebuah keselamatan dan kebahagiaan belajar, baik untuk dirinya sendiri, sekolah maupun masyarakat.

Pengambilan keputusan yang dapat dipertanggungjawabkan sesuai dengan nilai-nilai kebajikan universal dan dengan langkah-langkah yang tepat mewujudkan budaya positif ditandai lingkungan yang positif, kondusif, aman dan nyaman serta keputusan yang dapat diterima berbagai pihak. 
Dalam melaksanakan pembelajaran, pendidik harus mampu melihat dan memahami kebutuhan belajar muridnya serta mampu mengelola kompetensi sosial dan emosional yang dimiliki dalam mengambil sebuah keputusan sebagai pemimpin pembelajaran. Untuk dapat mengambil sebuah keputusan dengan baik maka coaching membantu sebagai pemimpin pembelajaran dengan pertanyaan- pertanyaan untuk memprediksi hasil dan berbagai opsi dalam pengambilan keputusan.
Coaching membantu murid dalam mencari solusi atas masalahnya sendiri. Coaching tidak sebatas pada murid, cocaching dapat diterapkan pada rekan sejawat atau komunitas terkait permasalahan yang dialami dalam proses pembelajaran. Selain itu diperlukan kompetensi kesadaran diri, manajemen diri, kesadaran sosial, keterampilan berelasi dan bertanggung jawab untuk mengambil keputusan dan proses pengambilan keputusan diharapkan dapat dilakukan secara sadar penuh(mindfullness), sadar dengan berbagai pilihan dan konsekuensi yang ada.
Pengambilan keputusan yang tepat dapat dilakukan berdasarkan 4 paradigma, 3 prinsip, 9 langkah pengambilan dan pengujian keputusan.

Pemahaman Tentang Konsep-Konsep Yang Telah Dipelajari Di Modul Ini, Yaitu: Dilema Etika Dan Bujukan Moral, 4 Paradigma Pengambilan Keputusan, 3 Prinsip Pengambilan Keputusan, Dan 9 Langkah Pengambilan Dan Pengujian Keputusan

Dilema etika merupakan keputusan yang memiliki nilai kebenaran sama-sama benar, sedangkan bujukan moral adalah  keputusan yang sudah jelas benar atau salahnya. Jadi dalam dilema etika keputusan benar lawan benar sedangkan bujukan moral keputusan yang benar lawan salah. Dilema etika terdapat ketika mengambil keputusan yang nilai-nilai kebajikan universal sama-sama memiliki nilai kebenaran, namun saling bertentangan. Pengambilan keputusan selalu berpihak pada murid, berdasarkan nilai-nilai kebajikan universal, dan bertanggung jawab terhadap segala konsekuensi dari keputusan yang diambil.
Paradigma yang terjadi pada pengambilan keputusan situasi dilema etika, meliputi : (1) Individu lawan kelompok, (2) Rasa keadilan lawan rasa kasihan, (3) Kebenaran lawan kesetiaan dan (4) Jangka pendek lawan jangka panjang .
Terdapat 3 prinsip  dalam pengambilan keputusan, yaitu : (1) Berpikir Berbasis Hasil Akhir, (2) Berpikir Berbasis Peraturan, (3) Berpikir Berbasis Rasa Peduli. Ada 9 langkah pengambilan dan pengujian keputusan yaitu (1) Mengenali bahwa ada nilai-nilai yang salingbertentangan, (2) Menentukan siapa yang terlibat dalam situasi ini, (3) Mengumpulkan fakta-fakta yang relevan dalam situasi ini, (4) Pengujian benar atau salah (uji legal, uji regulias, uji instuisi, uji publikasi, uji panutan/idola), (5) Pengujian paradigma benar atau salah, (6) Prinsip pengambilan keputusan, (7) Investigasi tri lema, (8) Buat keputusan dan (9) Meninjau kembali keputusan dan refleksikan.
Hal-hal yang menurut saya diluar dugaan bahwa ternyata dalam pengambilan keputusan bukan hanya didasarkan pada pemikiran dan pertimbangan semata, namundiperlukan adanya paradigma, prinsip, dan langkah-langkah pengujian pengambilan keputusan, agar keputusan yang diambil tepat sasaran dan bermanfaat untuk orang banyak. 

Sebelum Mempelajari Modul 3.1 Pernah Menerapkan Pengambilan Keputusan Sebagai Pemimpin Dalam Situasi Moral Dilema, Ada Beda Dengan Apa Yang Dipelajari Di Modul 3.1

Sebelum mempelajari modul ini saya pernah mengambil  keputusan dengan situasi dilema etika, namun yang saya lakukan hanya sebatas pada pemikiran didukung dengan beberapa pertimbangan. Saya telah merasa tepat keputusan yang saya ambil jika sudah sesuai aturan dan tidak berdampak merugikan orang lain. Dengan belajar modul ini saya memahami pengetahuan baru tentang pengambilan keputusan bahkan telah mempraktikkan, bagaimana cara pengambilan keputusan yang tepat dengan mengacu pada 4 paradigma pengambilan keputusan, 3 prinsip pengambilan keputusan, dan 9 langkah pengambilan dan pengujian keputusan.

Dampak Mempelajari Konsep  Dalam Modul 3.1, Perubahan  Yang Terjadi Pada Cara Mengambil Keputusan Sebelum Dan Sesudah Mengikuti Pembelajaran Modul 3.1

Konsep yang telah dipelajari di modul ini memberikan dampak yang besar bagi cara berpikir saya. Sebelumnya saya berpikir bahwa pengambilan keputusan yang tepat harus didasarkan regulasi, peraturan dan norma-norma masyarakat. Ternyata untuk membuat sebuah keputusan yang tepat banyak hal yang mendasarinya. Terdapat 4 paradigma dilema etika yaitu: individu lawan kelompok, rasa keadilan lawan rasa kasihan, kebenaran lawan kesetiaan, jangka pendek lawan jangka panjang yang semuanya didasari atas 3 prinsip dan 9 langkah pengambilan dan pengujian keputusan. 
Saya sebagai guru harus mengimplementasikan landasan tersebut dalam setiap pengambilan keputusan baik sebagai pemimpin pembelajaran maupun dalam pengambilan kebijakan di sekolah dan komunitas praktisi.  Dengan landasan  pengambilan keputusan tersebut, saya dapat mengambil keputusan yang tepat dan lebih akurat dengan selalu berpihak pada murid dan dapat dipertanggungjawabkan.

Pentingnya Mempelajari Modul 3.1 Bagi Seorang Individu Dan Seorang Pemimpin

Materi pada modul 3.1 tentang "Pengambilan Keputusan Berbasis Nilai-nilai Kebajikan sebagai Pemimpin” sangat penting dan bermakna, karena dalam perjalanan hidup seseorang pasti akan menjumpai permasalahan yang dituntut untuk dapat mengambil keputusan terbaik. Dalam keputusan yang dilakukan oleh pemimpin hendaknya keputusan dalam kebijakan -kebijakan di sekolah berpihak pada murid dan dapat dipertanggungjawabkan sesuai dengan nilai-nilai kebajikan universal. Salah satu upaya untuk mewujudkan hal itu, maka guru harus memiliki keterampilan dalam pengambilan keputusan yang mengandung nilai-nilai kebajikan. Landasan dalam pengambilan keputusan mengacu pada 4 paradigma pengambilan keputusan, 3 prinsip pengambilan keputusan, dan 9 langkah pengambilan dan pengujian keputusan. 
Pengambilan keputusan yang tepat dalam pembelajaran berdampak pada terciptanya lingkungan yang positif, kondusif, aman dan nyaman, sehingga tujuan pembelajaran dapat tercapai secara optimal.

Demikian rangkuman koneksi antar materi modul 3.1 "Pengambilan Keputusan Berbasis Nilai-Nilai Kebajikan Sebagai Pemimpin". Semoga bermanfaat bagi diri sendiri dan semua pembaca. Terima Kasih untuk Pengajar Praktik Ibu Roisah, S.Pd dan Fasilitator Ibu Elys Salatun Qodhariyah, M.Pd, serta untuk semua pembaca blog ini.