Social Icons

Jumat, 15 November 2013

BERBAGAI UPAYA MENGATASI MENCONTEK DALAM PEMBELAJARAN MATEMATIKA


 BERBAGAI UPAYA MENGATASI MENCONTEK DALAM PEMBELAJARAN MATEMATIKA
Oleh :
Toyibin, S.Pd
BAB I
PENDAHULUAN

     A.   Latar Belakang Masalah
Dalam pembelajaran matematika di sekolah, banyak dijumpai siswa yang merasa kesulitan dengan materi-materinya. Bagi siswa yang rajin, ia akan berusaha belajar keraas untuk mempelajarinya guna mengatasi kesulitannya, tetapi bagi siswa malas ia lebih memilih jalan singkat dengan mencontek temannya.


Mencontek bukanlah istilah asing di telinga kita, bagi dunia pendidikan kegiatan mencontek memberikan pengaruh cukup buruk untuk kemajuannya. Mencontek dilakukan siswa hanya untuk mengejar nilai ataupun hanya memenuhi tugas dari gurunya agar memperoleh nilai atau tidak diberi sangsi. Siswa yang mencontek berusaha untuk menutupi tindakannya dengan cara berbohong pada gurunya demi memperoleh nilai yang baik. Terkadang siswa tukang contek tidak segan-segan memberi imbalan (suap) pada siswa yang mau memberi contekan padanya.
Mencontek bukanlah kegiatan belajar, tetapi mencontek merupakan bahaya laten bagi belajar. Mencontek dapat melahirkan generasi penerus yang pemalas dan bermental koruptor serta tukang bohong. Bilamana siswa  tidak mau memberi contekan, maka siswa tukang contek dapat berubah menjadi preman di sekolah untuk memaksakan kehendaknya dalam mencontek. Namun seringkali hal ini tidak disadari pengaruhnya buruknya oleh siswa. Pelaku pendidikan di lembaga formal ataupun non formal terkadang membiarkan praktek mencontek terjadi pada siswa.
Dilihat dari hasil belajarnya, mungkin siswa yang mencontek kelihatan berhasil pada pembelajaran sehari-hari. Tetapi ketika siswa tersebut ujian dengan soal berbeda dengan teman dan pengawasan yang ketat, maka akan kelihatan nilai siswa tersebut sangat berbeda dengan nilai sehari-harinya, yaitu siswa tersebut memperoleh hasil belajar yang rendah. Hal itu semua mungkin bisa tidak terjadi, bila mana sedini mungkin mengingat kembali tujuan belajar adalah mencari ilmu pengetahuan bukan mencari nilai. Tetapi sayangnya sistem sekarang cenderung ke arah nilai untuk mengetahui tujuan tersebut berhasil atau tidak, sehingga siswa sekarang cenderung mendapatkan nilai setinggi-tinggi tidak lagi mempedulikan ilmu yang didapatnya.

B.  Permasalahan
Berdasarkan uraian dalam latar belakang di atas dapat ditarik permasalahan sebagai berikut :
1.        Apa sajakah kebiasan yang dilakukan siswa dalam mencontek !
2.        Bagaimanakah pengaruh kebiasaan mencontek terhadap sikap siswa?
3.        Bagaimanakah mengatasi kebiasaan mencontek ?

C.  Tujuan Penulisan
          Selaras dengan permasalahan, maka tujuan penulisan ini adalah :
  1.  Untuk mengetahui kebiasan-kebiasaan yang dilakukan siswa dalam mencontek.
  2.  Untuk mengetahui pengaruh yang dapat diakibatkan dari kebiasaan mencontek terhadap sikap siswa.
  3. Untuk mengetahui cara-cara yang dapat dilakukan untuk mengatasi kebiasaan mencontek.


BAB II
PEMBAHASAN

A.   Kebiasan Mencontek
Menyontek adalah suatu perbuatan yang tidak jujur, curang dan menghalalkan segala cara untuk mendapatkan hasil yang diinginkan. Menyontek atau menjiplak atau ngepek sebagai suatu kegiatan mencontoh/ meniru/ mengutip tulisan, pekerjaan orang lain sebagaimana aslinya (Poerwadarminta, 2003). Cheating (menyontek) menurut Wikipedia Encyclopedia sebagai suatu tindakan tidak jujur yang dilakukan secara sadar untuk menciptakan keuntungan yang mengabaikan prinsip keadilan. Ini mengindikasikan bahwa telah terjadi pelanggaran aturan main yang ada.
Abdullah Alhadza dalam Admin (2004) mengutip pendapat dari Bower (1964) yang mendefinisikan “cheating is manifestation of using illigitimate means to achieve a legitimate end (achieve academic success or avoid academic failure),” maksudnya “menyontek” adalah perbuatan yang menggunakan cara-cara yang tidak sah untuk tujuan yang sah/terhormat yaitu mendapatkan keberhasilan akademis atau menghindari kegagalan akademis. Pendapat Bower ini juga senada dengan Deighton (1971) yang menyatakan “Cheating is attempt an individuas makes to attain success by unfair methods.” Maksudnya, cheating adalah upaya yang dilakukan seseorang untuk mendapatkan keberhasilan dengan cara-cara yang tidak jujur  (Arifin, 2012).
Ada beberapa kebiasan yang dilakukan siswa dalam mencontek, yaitu kebiasaan mencontek dalam mengerjakan tugas dan kebiasaan mencontek dalam ujian.
1.    Mencontek Ketika ada Tugas atau PR
Kebiasaan mencontek ketika ada tugas atau PR dilakukan siswa dengan cara sebagai berikut :
a.       Mencontek saat mengerjakan tugas bersama di rumah
Biasanya siswa yang mencontek ketika di rumah, awalnya ingin belajar bersama temannya. Tetapi ketika belajar bersama menjadi buntu untuk mengerti, ia akan mencontek jawaban tugas temannya. Biasanya terjadi jika tugas di rumah dengan soal yang banyak.
b.      Mencontek ketika pagi hari awal pelajaran
Ketika siswa lupa belum mengerjakan PR atau tidak bisa menyelesaikan PR padahal hari itu batas terakhir mengerjakan PR, maka siswa berusaha berangkat lebih pagi untuk mencontek jawaban temannya yang telah selesai. Pada pagi hari tampak kerumunan siswa yang mengerjakan PR dan mencontek bersama-sama sebelum gurunya datang. Bahkan mereka terkadang masih asik mencontek, ketika guru telah datang.
c.       Mencontek saat jam pelajaran lain
Bagi siswa yang berangkatnya agak siang tepat dengan waktu masuk dan belum mengerjakan PR, sementara begitu ia masuk beberapa menit kemudian guru juga masuk. Mereka yang mencontek di pelajaran lain biasanya terlihat asik mengerjakan sesuatu, padahal siswa saat itu masih disuruh memperhatika ataupun mengamati. Siswa tersebut tidak memperhatikan pelajaran yang diikuti, ia hanya konsentrasi menyelesaikan tugasnya dengan cepat.
2.    Mencontek saat Ujian
Mencontek saat ujian merupakan kegiatan mencontek yang kerap dilakukan oleh siswa. Bahkan beberapa siswa dan guru menganggap hal ini sesuatu yang wajar.
a.     Mencontek dengan bantuan media
Mencontek dengan bantuan media, biasanya siswa telah membuat catatan-catatan kecil/ringkasan materi yang mungkin keluar dalam ujian atau tes. Media untuk menulis biasanya di kertas kecil, kartu tes, penghapus, alas untuk lembar jawab, bahkan di meja.
Bilamana siswa telah membuat catatan kecil/ringkasan biasanya, ia menyimpan di jam tangan, bolpoin, rautan, kotak pensil, pakaian yang dikenakan, kaos kaki, sepatu dan di buku.

b.      Mencontek dari jawaban teman
Kerjasama ini dilakukan siswa dengan cara melihat jawaban langsung dari kertas teman, dan apabila soal berupa pilhan ganda mereka minta jawaban dengan kode-kode tertentu. Apabila soal berupa uraian, mereka meminta jawaban dalam kertas yang dibuat dalam klintingan kecil, atau bola-bola kecil dari kertas yang mudah untuk dilempar.
c.       Mencontek dengan keluar tempat ujian
Biasanya dilakukan siswa dengan cara ijin ke kamar kecil atau WC. Siswa biasanya telah mempersiapkan beberapa contekan atau bahkan buku di dalam bilik WC. Mereka membaca jawaban dari tes berdasar buku yang mereka pelajari di wc atau kamar kecil.
Berdasarkan uraian di atas dapat dipahami bahwa menyontek merupakan suatu kegiatan mencontoh, meniru, mengutip tulisan, pekerjaan orang lain sebagaimana aslinya. Kebiasan yang dilakukan siswa dalam mencontek, yaitu dalam mengerjakan tugas dan ujian.

B.  Sikap yang Ditimbulkan dari Kebiasaan Mencontek
Menyontek adalah yang kebiasaan buruk yang harus dihindari dikalangan pelajar. Menyontek merupakan suatu tindakan yang tidak jujur dan dilakukan dalam keadaan sadar untuk menciptakan keuntungan sehingga mengabaikan prinsip keadilan.Beberapa sikap yang ditimbulkan dari mencontek adalah :
1.    Siswa tidak jujur
Perilaku menyontek yang dilakukan siswa merupakan perbuatan tidak jujur atau membohongi diri sendiri. Siswa yang mencontek berusaha untuk menutupi tindakannya dengan cara berbohong pada gurunya demi memperoleh nilai yang baik. Kebohongan kecil adalah awal kebohongan besar. Kalau kita berani membohongi diri sendiri tentu akan memicu kita membohongi orang lain.
2.   Siswa menjadi pemalas
Ada sebagian siswa yang berpikir untuk apa harus belajar sedang ada hal mudah yang dapat dilakukan, yaitu dengan mencontek. Alasanya yang sering mereka kemukakan adalah karena kegiatan yang bertumpuk dan kebiasaan tidak mau meluangkan waktu belajar. Padahal banyak diantara mereka menjadikan kegiatan itu  hanya untuk bermalas-malasan saja, bukan untuk mengembangkan potensi dan kecerdasan sosialnya. Mencontek jawaban sudah menunjukkan kalau dia adalah orang yang pemalas dalam belajar. Karena malas belajar diapun akhirnya mencontek demi mendapat nilai yang bagus.
3.    Hilangnya rasa percaya diri
Sebenarya siswa sudah belajar teratur tetapi ada kekhawatiran akan lupa lalu akan menimbulkan kefatalan, sehingga perlu diantisipasi dengan membawa catatan kecil untuk mencotek atau bertanya temannya. Hilangnya rasa percaya diri membuat siswa terlalu cemas menghadapi ujian sehingga hilang ingatan sama sekali lalu terpaksa buka buku atau bertanya kepada teman yang duduk berdekatan.
4.   Tidak bisa mengembangkan ide dan menghancurkan kreatifitas
Mencontek menjadikan siswa malas untuk berpikir, ia hanya bermain-main dengan hal-hal yang disenanginya saja sehingga melupakan kreativitas untuk belajarnya. Ide yang terpikir hanya untuk mencontek agar tidak diketahui oleh guru atau pengawasnya. Pikiran pencontek tidak terlatih menghadapi masalah, tidak terlatih untuk mencoba menyelesaikan masalah sendiri.
5.   Menimbulkan sikap menghalalkan berbagai cara untuk mencapai tujuan
Apapun akan dilakukan oleh orang yang biasa mencontek. Mereka akan mencari segala macam cara agar bisa mencontek dengan sukses. Cara halus dan kasar pun akan mereka lakukan. Bahayanya sikap menghalalkan segala cara ini bisa menjadi kebiasaan
6.   Menumbuhkan sikap memaksa kehendak
Terkadang siswa tukang contek tidak segan-segan memberi imbalan (suap) pada siswa yang mau memberi contekan padanya. Bilamana siswa  tidak mau memberi contekan, maka siswa tukang contek dapat berubah menjadi preman di sekolah untuk memaksakan kehendaknya dalam mencontek..
Jika dibiarkan mencontek, maka banyak pihak yang dirugikan. Rekan yang dicontek tentunya telah terampas kemampuannya. Perilaku menyontek yang dilakukan siswa merupakan perbuatan tidak jujur atau membohongi diri sendiri. Mencontek jawaban sudah menunjukkan kalau dia adalah orang yang pemalas dalam belajar. Karena malas belajar diapun akhirnya mencontek demi mendapat nilai yang bagus

C.  Cara Mengatasi Agar Siswa Tidak Mencontek
Mencontek adalah perbuatan yang tidak jujur, perbuatan ini membuat ketergantungan yang sangat hebat dan dampak yang sangat dahsyat. Rasanya tidaklah mudah untuk menghapus kebiasaan mencontek di kalangan pelajar, butuh usaha yang ekstra untuk itu. Namun demikian, ada beberapa cara untuk mencegah anak agar tidak mencontek, yaitu :
1.      Menyelidiki perkembangan pola belajar siswa
Perlunya menyelidiki perkembangan pola belajar siswa sebagai usaha pencegahan. Beri bantuan dan bimbingan pada siswa dalam belajar di rumah. Jika kemampuan siswa di bawah standar, maka berilah tambahan belajar di luar jam sekolah.
Sediakan akses terhadap bahan ajar yang cukup untuk semua siswa, jangan sampai kekurangan sehingga mereka dapat belajar dan mengerjakan tugas dengan baik.  Jika ada kesulitan, jangan bosan-bosan untuk ditanya dan dibantu.  Sediakan alat tulis, buku dan peralatan belajar yang cukup.
2.      Memberikan kejujuran
Katakan pada siswa jika segala sesuatu dengan kejujuran. Tampilkan sosok dan sikap seorang guru yang dalam keseharian di sekolah bahkan di rumah tidak suka mencontek dan mengedepankan kejujuran dalam hal apapun.  Usahakan.  Ini akan diidentifikasi oleh siswa dan menjadi teladan yang baik. 
3.      Memberikan wawasan tentang bahaya mencontek dan manfaat tidak mencontek
Berikan penjelasan tentang keburukan mencontek kepada siswa. Tanamkan pada anak bahwa mencontek itu tak akan menyelesaikan masalah.  Alih-alih menyelesaikan masalah, kalau dibiarkan terus menerus bagaimana anak akan menjadi pandai dan rajin belajar, kalau untuk mendapatkan nilai baik cukup dengan mencontek. 
4.      Memberikan motivasi
Bantulah siswa untuk menemukan jalan keluarnya dan berikan motivasi, jika   siswa merasa tidak siap untuk menghadapi tes dan merasa takut gagal. Yakinlah bahwa siswa bisa mengerjalkan sesuatu tanpa mencontek, yakinlah pada siswa denga menganggap dirinya paling pintar di antara teman lain, sehingga siswa bisa mengurangi rasa minder dan membuat siswa pelan-pelan meninggalkan kebiasaan mencontek. Membangkitkan rasa percaya diri siswa.  Membiasakan mereka berpikir lebih realistis dan tidak ambisius, menumbuhkan kesadaran hati nurani. Belajar menerima kekurangan hidup sebagai bagian proses perkembangan yang harus dilewati. Membuat cara belajar yang menarik bagi diri sendiri.
Pujilah atas usaha terbaiknya dan hargailah. Jika siswa ketahuan mencontek, jangan dihukum atau diejek namun berilah kesempatan untuk bertanggungjawab. Jangan membuat siswa merasa rendah.
5.      Menanamkan menyontek itu adalah perbuatan dosa
Menanamkan kebenaran firman Tuhan bahwa menyontek itu adalah perbuatan dosa. Pasang slogan anti mencontek atau kata-kata untuk menanamkan kejujuran pada siswa.  Pasang ditempat-tempat yang sering dilalui siswa dan mudah dilihat sehingga mereka merasa untuk selalu diingatkan.
6.      Menegur siswa yang mencontek
Jika dengan cara di atas, siswa masih juga mencontek terutama pada saat ulangan, tegur yang baik jangan dibiarkan apalagi seolah-olah tidak melihat. Untuk siswa yang berulangkali masih mencontek juga, kita tegur kalau perlu kita tangani (guru BK/Kepala Sekolah), dan sebaiknya dengan memanggil orangtua sehingga orangtua akan mengerti perkembangan anaknya di sekolah.
Beberapa cara yang dapat dilakukan untuk mengatasi mencontek meliputi menyelidiki perkembangan pola belajar siswa sebagai usaha pencegahan mencontek, menampilkan sosok dan sikap seorang guru yang dalam keseharian di sekolah bahkan di rumah tidak suka mencontek dan mengedepankan kejujuran dalam hal apapun, menanamkan kebenaran firman Tuhan bahwa menyontek itu adalah perbuatan dosa serta menegur siswa yang mencontek



BAB III
PENUTUP

A.  Kesimpulan
Kesimpulan yang dapat diambil dari uraian sebelumnya adalah :
1.    Kebiasan-kebiasaan yang dilakukan siswa dalam mencontek yaitu dalam mengerjakan tugas dan ujian. Dalam mengerjakan tugas, siswa mencontek ketika pagi hari awal dan dalam pelajaran. Dalam mengerjakan tugas, siswa mencontek dengan bantuan media dan teman lain.
2.    Pengaruh yang dapat diakibatkan dari kebiasaan mencontek terhadap sikap siswa adalah siswa tidak jujur/pembohong, pemalas, tidak mempunyai kreatifitas, tidak ada rasa percaya diri, sikap menghalalkan berbagai cara untuk mencapai tujuan, dan memaksakan kehendak.
3.    Cara-cara yang dapat dilakukan untuk mengatasi kebiasaan mencontek meliputi menyelidiki perkembangan pola belajar siswa sebagai usaha pencegahan mencontek, menampilkan sosok dan sikap seorang guru yang dalam keseharian di sekolah bahkan di rumah tidak suka mencontek dan mengedepankan kejujuran dalam hal apapun, menanamkan kebenaran firman Tuhan bahwa menyontek itu adalah perbuatan dosa serta menegur siswa yang mencontek.

B.  Saran-saran
Saran yang dapat disampaikan berdasarkan kesimpulan di atas :
  1. Guru hendaknya membiasakan berperilaku jujur, tidak mencontek dan memberikan wawasan pada siswa bahaya mencontek serta menegur siswa yang mencontek.
  2. Sekolah menciptakan buadaya tidak mencontek dalam kegiatan belajar di sekolah, bisa dilakukan dengan pemasangan spanduk bahaya mencontek.
  3. Pemerintah buat sistem pendidikan yang tidak mendukung budaya mencontek dan pelarangan keras untuk mencontek.

DAFTAR PUSTAKA

Arifin, Sujinal. 2012. Menyontek Penyebab dan Penanggulangannya. http://wangsajaya.wordpress.com/2012/06/21/menyontek-penyebab-dan-penanggulangannya/. [Online] [Dikutip: 21 10 2013.]

Hubungan “Self Efficacy” dengan Perilaku. Pudjiastuti, Endang. 2012. Bandung : Mimbar, Vol. XXVIII.
Poerwadarminta, WJS. 2003. Kamus Umum Bahasa Indonesia. Jakarta : Balai Pustaka.


Tidak ada komentar :

Posting Komentar

silahkan isi komentar dengan bahasa sopan