Social Icons

Featured Posts

Arah Pilih Karir

Karir merupakan salah satu aspek terpenting dalam kehidupan manusia, maka perlu direncanakan secara matang

Masalah-masalah yang Mempengaruhi Belajar Matematika

Dalam pelaksanaan kegiatan belajar mengajar matematika seringkali siswa mengeluh bahwa matematika sulit dipelajari dan banyak masalah-masalah yang dijumpai siswa saat belajar matematika

Operasi Hitung Bentuk Aljabar

Di Kelas VII, kamu telah mempelajari pengertian bentuk aljabar, koefisien,variabel, konstanta, suku, dan suku sejenis. Untuk mengingatkanmu kembali,pelajari contoh-contoh berikut.

Geogebra Software Penting dalam Matematika

Di abad 21 ini penguasaan teknologi informasi dan komunikasi (TIK) merupakan sebuah keharusan baik menjadi sumber belajar, sebagai media belajar maupun menjadi media komunikasi dan kolaborasi.

Berbagai Upaya Mengatasi Mencontek Dalam Pembelajaran Matematika

Dalam pembelajaran matematika di sekolah, banyak dijumpai siswa yang merasa kesulitan dengan materi-materinya.

Rabu, 03 Mei 2023

Rangkuman Koneksi Antar Materi Modul 3.1 Pengambilan Keputusan Berbasis Nilai-Nilai Kebajikan Sebagai Pemimpin

Oleh : Toyibin, S.Pd
Calon Guru Penggerak Angkatan 7 - SMP Negeri 3 Talang - Kab. Tegal

Filosofi Ki Hajar Dewantara "Pratap Triloka" Memiliki Kaitan dengan Penerapan Pengambilan Keputusan sebagai Seorang Pemimpin
Pemimpin sekolah yang berkualitas memiliki kemampuan untuk memberdayakan seluruh sumber daya di sekolahnya, sehingga dapat bersatu menumbuhkan murid-murid yang berkembang secara utuh, baik dalam rasa, karsa dan ciptanya. Pemimpin yang berkualitas dalam mengambil keputusan seharusnya mempertimbangkan Filosofi Ki Hajar Dewantara dengan Patrap Triloka, yaitu (1) Ing ngarsa sung tuladha (yang di depan memberi teladan/contoh), (2) Ing madya mangun karsa (di tengah membangun prakarsa/ semangat) (3) Tut wuri handayani (dari belakang mendukung).
Keputusan yang diambil pimpinan sekolah merupakan cerminan teladan dari seorang pemimpin yang dapat membangun prakarsa dan mendukung terhadap pemberdayaan sumber daya yang ada di sekolah. Pemimpin harus mampu mengambil sebuah keputusan yang tepat, arif, bijaksana, dan berpihak kepada murid. Seorang pemimpin harus mampu menjadi teladan bagi orang-orang yang dipimpinnya, seorang pemimpin harus mampu membangun semangat orang-orang yang dipimpinnya, dan seorang pemimpin harus mampu memberikan motivasi kepada orang-orang yang dipimpinnya untuk dapat mengembangkan minat, bakat, dan potensi yang dimiliki.

Nilai-Nilai Yang Tertanam Dalam Diri Berpengaruh Kepada Prinsip-Prinsip Yang Diambil Dalam Pengambilan Suatu Keputusan

Sebuah keputusan merupakan refleksi dari nilai-nilai moral dan etika yang dimiliki seseorang. Nilai-nilai kebajikan yang dimiliki diri seperti rasa sayang, rasa kasihan, tanggung jawab, kejujuran, percaya, dan nilai-nilai kebajikan lainnya berperan besar ketika menganalisis dan mempertimbangkan keputusan yang harus diambil dalam mengatasi suatu masalah.
Pemimpin pembelajaran dapat menggunakan tiga prinsip dalam pengambilan keputusan:
1. Berpikir Berbasis Hasil Akhir (End-Based Thinking)
2. Berpikir Berbasis Peraturan (Rule-Based Thinking)
3. Berpikir Berbasis Rasa Peduli (Care-Based Thinking)
Setiap keputusan yang diambil didasarkan juga pada rasa penuh tanggung jawab, nilai-nilai kebajikan universal, serta berpihak pada murid.


Pengambilan Keputusan Berkaitan Dengan Kegiatan ‘Coaching’ (Bimbingan), Terutama dalam Pengujian Pengambilan Keputusan. Pertanyaan-Pertanyaan Dalam Diri Pada Pengambilan Keputusan Bisa Dibantu Dengan ‘Coaching’

Pembimbingan yang telah dilakukan oleh pendamping atau fasilisator telah membantu dalam menganalisis efektif tidaknya keputusan yang telah diambil. Menganalisis keputusan yang diambil  berpihak kepada murid, sesuai dengan nilai-nilai kebajikan universal, dan keputusan yang diambil dapat dipertanggung jawabkan.
Coaching membantu guru untuk memaksimalkan potensi yang dimiliki dan memecahkan permasalahan saat menjadi pemimpin pembelajaran, sehingga pada saat menentukan suatu permasalahan dilema etika seorang guru mampu mengidentifikasi suatu permasalahan dengan tehnik coaching, sehingga mampu menghasilkan keputusan yang tepat dan berpihak pada murid.
Langkah-langkah dalam coaching dapat mengidentifikasi masalah apa yang sebenarnya terjadi dan membuat pemecahan masalah secara sistematis. Konsep coaching dapat dikombinasikan dengan sembilan langkah konsep pengambilan dan pengujian keputusan sebagai evaluasi terhadap hasil keputusan yang telah diambil. 

Kemampuan Guru dalam Mengelola dan Menyadari Aspek Sosial Emosionalnya Berpengaruh terhadap Pengambilan suatu Keputusan Khususnya Masalah Dilema Etika

Pengambilan keputusan masalah dilema etika diperlukan kompetensi guru dalam aspek sosial emosional seperti kesadaran diri, manajemen diri, kesadaran sosial, keterampilan berelasi, dan pengambilan keputusan yang bertanggung jawab.  Adanya kompetensi sosial emosianal, guru dapat mengambil keputusan secara sadar penuh (mindfull) dari berbagai pilihan keputusan, konsekuensi yang akan terjadi, dan meminilisir kesalahan dalam pengambilan keputusan. 
Jadi kemampuan guru yang baik dalam mengelola dan menyadari aspek sosial emosionalnya, maka keputusan yang diambil merupakan keputusan terbaik dengan berbagai pertimbangan yang telah dipikirkan dengan baik berdasarkan pilihan paradigma dilema etika serta berdasarkan langkah-langkah pengambilan dan pengujian keputusan yang baik pula, bertanggung jawab serta berpihak pada murid.

Pembahasan Studi Kasus Yang Fokus Pada Masalah Moral Atau Etika Berkaitan Dengan Nilai-Nilai Yang Dianut Seorang Pendidik

Nilai-nilai yang dianut seorang pendidik mempengaruhi pengambilan keputusan pada masalah moral atau etika yang terjadi. Jika nilai-nilai yang dianut pendidik nilai-nilai kebajikan universal, maka keputusan yang diambil dapat dipertanggung jawabkan dan dapat diterima oleh berbagai pihak, tetapi jika nilai-nilai yang dianut pendidik kurang sesuai dengan nilai-nilai kebajikan universal maka keputusan yang diambilnya lebih cenderung hanya benar secara pribadi dan tidak sesuai harapan berbagai pihak. 

Pendidik harus membuat keputusan yang bertanggung jawab dengan melakukan pengambilan dan pengujian pengambilan keputusan pada setiap masalah yang dihadapi, sehingga menghasilkan keputusan yang berpihak pada murid, mengandung nilai kebajikan universal dan dapat dipertanggung jawabkan.

Pengambilan Keputusan Yang Tepat Berdampak Pada Terciptanya Lingkungan Yang Positif, Kondusif, Aman Dan Nyaman.

Pengambilan sebuah keputusan yang tepat berdampak pada terciptanya lingkungan yang positif, kondusif, aman dan nyaman. Dalam sebuah keputusan ada konsekuensi yang akan terjadi, sehingga keputusan harus dipikirkan menggunakan prinsip-prinsip pengambilan keputusan yang tepat dan efektif. Jika pengambilan keputusan tepat, maka konsekuensi yang terjadi  lingkungan dapat menerima sehingga terciptanya lingkungan yang positif,  kondusif, aman dan nyaman. Jika pengambilan keputusan kurang tepat, konsekuensinya lingkungan tidak menerima, sehingga berdampak buruk pada lingkungan menjadi lingkungan yang kurang nyaman.

Pengambilan keputusan yang tepat dapat dilakukan berdasarkan 4 paradigma, 3 prinsip, 9 langkah pengambilan dan pengujian keputusan sehingga hasil keputusan yang diambil mampu menciptakan lingkungan yang positif, kondusif, aman dan nyaman untuk berbagai pihak. 

Tantangan-Tantangan Di Lingkungan Untuk Dapat Menjalankan Pengambilan Keputusan Terhadap Kasus-Kasus Dilema Etika Berkaitan Perubahan Paradigma Di Lingkungan

Tantangan yang dihadapi dalam pengambilan keputusan terhadap kasus-kasus yang sifatnya dilema etika berupa perasaan kurang nyaman dan tidak enak karena belum dapat memuaskan semua pihak. Setiap keputusan pasti ada konsekuensi berupa resiko pro dan kontra, hal ini menjadikan salah satu tantangan tersendiri untuk mengambil keputusan dengan tepat.

Dengan mengikuti  4 paradigma,  3 prinsip dan 9 langkah pengambilan keputusan dapat meminimalkan perasaan tidak nyaman dan keputusan yang diambil dapat diterima oleh berbagai pihak. Pengambilan keputusan dilakukan tepat melalui analisis menggunakan 4 paradigma, 3 prinsip dan 9 langkah pengambilan keputusan, maka keputusan berdampak dalam terciptanya lingkungan yang positif, kondusif dan nyaman.

Pengaruh Pengambilan Keputusan Yang Diambil Terhadap Pengajaran Yang Memerdekakan Murid-Murid, Memutuskan Pembelajaran Yang Tepat Untuk Potensi Murid Yang Berbeda-Beda

Terdapat pengaruh pengambilan keputusan yang diambil dengan pengajaran yang memerdekakan murid-murid dikarenakan pengambilan keputusan yang diambil  berpihak pada murid sehingga memperhatikan potensi murid yang berbeda-beda.

Pengambilan keputusan yang berpihak pada murid terhadap pembelajaran memperhatikan kebutuhan murid, maka hal ini memerdekakan murid dalam belajar yang akhirnya murid dapat berkembang sesuai dengan potensi dan kodratnya. Guru sebagai pemimpin pembelajaran dituntut mampu mengambil keputusan yang tepat dalam pembelajaran untuk memerdekakan murid sehingga potensi murid yang berbeda-beda dapat berkembang lebih optimal sesuai kebutuhan belajar murid.

Seorang Pemimpin Pembelajaran Dalam Mengambil Keputusan Dapat Mempengaruhi Kehidupan Atau Masa Depan Murid-Muridnya

Untuk mengambil keputusan sebagai pemimpin pembelajaran, keputusan guru yang diambil harus dapat dipertanggung jawabkan dan berpihak pada murid. Keputusan yang diambil mempertimbangkan kebutuhan murid, sehingga murid dapat menggali potensi yang ada dalam dirinya dan guru sebagai pemimpin pembelajaran dapat memberikan pembelajaran sesuai dengan kebutuhan belajar murid dan menuntun murid dalam mengembangkan potensi yang dimiliki sehingga keputusan mempengaruhi keberhasilan murid di masa depannya nanti. Pendidik yang mampu mengambil keputusan secara tepat akan memberikan hasil yang baik dalam proses pembelajaran sehingga mampu menciptakan kehidupan murid untuk masa depan yang lebih baik.

Kesimpulan Akhir  Yang Dapat Ditarik Dari Pembelajaran Modul Materi Ini Dan Keterkaitannya Dengan Modul-Modul Sebelumnya

Kesimpulan akhir yang dapat ditarik dari pembelajaran modul "Pengambilan Keputusan Sebagai Pemimpin Pembelajaran" berkaitan dengan modul-modul yang telah dipelajari sebelumnya merupakan satu rangkaian yang diperlukan untuk memerdekakan murid dalam belajar. Dalam merdeka belajar, menurut Ki Hajar Dewantara pendidikan bertujuan menuntut segala proses dan kodrat/potensi anak untuk mencapai sebuah keselamatan dan kebahagiaan belajar, baik untuk dirinya sendiri, sekolah maupun masyarakat.

Pengambilan keputusan yang dapat dipertanggungjawabkan sesuai dengan nilai-nilai kebajikan universal dan dengan langkah-langkah yang tepat mewujudkan budaya positif ditandai lingkungan yang positif, kondusif, aman dan nyaman serta keputusan yang dapat diterima berbagai pihak. 
Dalam melaksanakan pembelajaran, pendidik harus mampu melihat dan memahami kebutuhan belajar muridnya serta mampu mengelola kompetensi sosial dan emosional yang dimiliki dalam mengambil sebuah keputusan sebagai pemimpin pembelajaran. Untuk dapat mengambil sebuah keputusan dengan baik maka coaching membantu sebagai pemimpin pembelajaran dengan pertanyaan- pertanyaan untuk memprediksi hasil dan berbagai opsi dalam pengambilan keputusan.
Coaching membantu murid dalam mencari solusi atas masalahnya sendiri. Coaching tidak sebatas pada murid, cocaching dapat diterapkan pada rekan sejawat atau komunitas terkait permasalahan yang dialami dalam proses pembelajaran. Selain itu diperlukan kompetensi kesadaran diri, manajemen diri, kesadaran sosial, keterampilan berelasi dan bertanggung jawab untuk mengambil keputusan dan proses pengambilan keputusan diharapkan dapat dilakukan secara sadar penuh(mindfullness), sadar dengan berbagai pilihan dan konsekuensi yang ada.
Pengambilan keputusan yang tepat dapat dilakukan berdasarkan 4 paradigma, 3 prinsip, 9 langkah pengambilan dan pengujian keputusan.

Pemahaman Tentang Konsep-Konsep Yang Telah Dipelajari Di Modul Ini, Yaitu: Dilema Etika Dan Bujukan Moral, 4 Paradigma Pengambilan Keputusan, 3 Prinsip Pengambilan Keputusan, Dan 9 Langkah Pengambilan Dan Pengujian Keputusan

Dilema etika merupakan keputusan yang memiliki nilai kebenaran sama-sama benar, sedangkan bujukan moral adalah  keputusan yang sudah jelas benar atau salahnya. Jadi dalam dilema etika keputusan benar lawan benar sedangkan bujukan moral keputusan yang benar lawan salah. Dilema etika terdapat ketika mengambil keputusan yang nilai-nilai kebajikan universal sama-sama memiliki nilai kebenaran, namun saling bertentangan. Pengambilan keputusan selalu berpihak pada murid, berdasarkan nilai-nilai kebajikan universal, dan bertanggung jawab terhadap segala konsekuensi dari keputusan yang diambil.
Paradigma yang terjadi pada pengambilan keputusan situasi dilema etika, meliputi : (1) Individu lawan kelompok, (2) Rasa keadilan lawan rasa kasihan, (3) Kebenaran lawan kesetiaan dan (4) Jangka pendek lawan jangka panjang .
Terdapat 3 prinsip  dalam pengambilan keputusan, yaitu : (1) Berpikir Berbasis Hasil Akhir, (2) Berpikir Berbasis Peraturan, (3) Berpikir Berbasis Rasa Peduli. Ada 9 langkah pengambilan dan pengujian keputusan yaitu (1) Mengenali bahwa ada nilai-nilai yang salingbertentangan, (2) Menentukan siapa yang terlibat dalam situasi ini, (3) Mengumpulkan fakta-fakta yang relevan dalam situasi ini, (4) Pengujian benar atau salah (uji legal, uji regulias, uji instuisi, uji publikasi, uji panutan/idola), (5) Pengujian paradigma benar atau salah, (6) Prinsip pengambilan keputusan, (7) Investigasi tri lema, (8) Buat keputusan dan (9) Meninjau kembali keputusan dan refleksikan.
Hal-hal yang menurut saya diluar dugaan bahwa ternyata dalam pengambilan keputusan bukan hanya didasarkan pada pemikiran dan pertimbangan semata, namundiperlukan adanya paradigma, prinsip, dan langkah-langkah pengujian pengambilan keputusan, agar keputusan yang diambil tepat sasaran dan bermanfaat untuk orang banyak. 

Sebelum Mempelajari Modul 3.1 Pernah Menerapkan Pengambilan Keputusan Sebagai Pemimpin Dalam Situasi Moral Dilema, Ada Beda Dengan Apa Yang Dipelajari Di Modul 3.1

Sebelum mempelajari modul ini saya pernah mengambil  keputusan dengan situasi dilema etika, namun yang saya lakukan hanya sebatas pada pemikiran didukung dengan beberapa pertimbangan. Saya telah merasa tepat keputusan yang saya ambil jika sudah sesuai aturan dan tidak berdampak merugikan orang lain. Dengan belajar modul ini saya memahami pengetahuan baru tentang pengambilan keputusan bahkan telah mempraktikkan, bagaimana cara pengambilan keputusan yang tepat dengan mengacu pada 4 paradigma pengambilan keputusan, 3 prinsip pengambilan keputusan, dan 9 langkah pengambilan dan pengujian keputusan.

Dampak Mempelajari Konsep  Dalam Modul 3.1, Perubahan  Yang Terjadi Pada Cara Mengambil Keputusan Sebelum Dan Sesudah Mengikuti Pembelajaran Modul 3.1

Konsep yang telah dipelajari di modul ini memberikan dampak yang besar bagi cara berpikir saya. Sebelumnya saya berpikir bahwa pengambilan keputusan yang tepat harus didasarkan regulasi, peraturan dan norma-norma masyarakat. Ternyata untuk membuat sebuah keputusan yang tepat banyak hal yang mendasarinya. Terdapat 4 paradigma dilema etika yaitu: individu lawan kelompok, rasa keadilan lawan rasa kasihan, kebenaran lawan kesetiaan, jangka pendek lawan jangka panjang yang semuanya didasari atas 3 prinsip dan 9 langkah pengambilan dan pengujian keputusan. 
Saya sebagai guru harus mengimplementasikan landasan tersebut dalam setiap pengambilan keputusan baik sebagai pemimpin pembelajaran maupun dalam pengambilan kebijakan di sekolah dan komunitas praktisi.  Dengan landasan  pengambilan keputusan tersebut, saya dapat mengambil keputusan yang tepat dan lebih akurat dengan selalu berpihak pada murid dan dapat dipertanggungjawabkan.

Pentingnya Mempelajari Modul 3.1 Bagi Seorang Individu Dan Seorang Pemimpin

Materi pada modul 3.1 tentang "Pengambilan Keputusan Berbasis Nilai-nilai Kebajikan sebagai Pemimpin” sangat penting dan bermakna, karena dalam perjalanan hidup seseorang pasti akan menjumpai permasalahan yang dituntut untuk dapat mengambil keputusan terbaik. Dalam keputusan yang dilakukan oleh pemimpin hendaknya keputusan dalam kebijakan -kebijakan di sekolah berpihak pada murid dan dapat dipertanggungjawabkan sesuai dengan nilai-nilai kebajikan universal. Salah satu upaya untuk mewujudkan hal itu, maka guru harus memiliki keterampilan dalam pengambilan keputusan yang mengandung nilai-nilai kebajikan. Landasan dalam pengambilan keputusan mengacu pada 4 paradigma pengambilan keputusan, 3 prinsip pengambilan keputusan, dan 9 langkah pengambilan dan pengujian keputusan. 
Pengambilan keputusan yang tepat dalam pembelajaran berdampak pada terciptanya lingkungan yang positif, kondusif, aman dan nyaman, sehingga tujuan pembelajaran dapat tercapai secara optimal.

Demikian rangkuman koneksi antar materi modul 3.1 "Pengambilan Keputusan Berbasis Nilai-Nilai Kebajikan Sebagai Pemimpin". Semoga bermanfaat bagi diri sendiri dan semua pembaca. Terima Kasih untuk Pengajar Praktik Ibu Roisah, S.Pd dan Fasilitator Ibu Elys Salatun Qodhariyah, M.Pd, serta untuk semua pembaca blog ini.

Selasa, 07 Februari 2023

Budaya Positif Penerapan Disiplin Positif Melalui Segitiga Restitusi

       

Filosofi pendidikan Ki Hadjar Dewantara  mengibaratkan peran pendidik seperti seorang petani, murid seperti biji tumbuhan yang ditanam. Pendidik hanya dapat menuntun tumbuh atau hidupnya kekuatan kodrat yang ada pada anak-anak, agar dapat memperbaiki laku hidupnya dan tumbuhnya kekuatan kodrat anak.Sekolah diibaratkan sebagai tanah tempat bercocok tanam, oleh karena itu Pendidik perlu mengusahakan agar sekolah menjadi sebuah lingkungan positif yang menyenangkan, aman, nyaman untuk bertumbuh, serta dapat menjaga dan melindungi setiap murid dari hal-hal yang kurang bermanfaat, atau bahkan mengganggu perkembangan potensi murid. 

Untuk menciptakan lingkungan positif, dapat dilakukan dengan penerapan disiplin positif di sekolah.  Disiplin positif merupakan unsur utama terwujudnya budaya positif di sekolah. 

Apa Itu Disiplin Positif ?
Kebanyakan orang akan menghubungkan kata disiplin dengan tata tertib, teratur, dan kepatuhan pada peraturan. Kata ‘disiplin’ sering dihubungkan dengan hukuman, padahal itu sungguh berbeda, karena belajar tentang disiplin positif tidak harus dengan memberi hukuman, justru itu adalah salah satu alternatif terakhir dan bila perlu tidak digunakan sama sekali. Dalam budaya kita, makna kata ‘disiplin’ dimaknai menjadi sesuatu yang dilakukan seseorang pada orang lain untuk mendapatkan kepatuhan. Kita cenderung menghubungkan kata ‘disiplin’ dengan ketidaknyamanan.
Kita cenderung mengartikan disiplin sebagai kontrol terhadap orang lain. 















Disiplin sebagai bentuk kontrol diri, yaitu belajar untuk kontrol diri agar dapat mencapai suatu tujuan mulia. Tujuan mulia di sini mengacu pada nilai-nilai atau prinsip-prinsip mulia yang dianut seseorang. Nilai-nilai tersebut dinamakan sebagai nilai-nilai kebajikan (virtues) yang universal.
Nilai-nilai kebajikan universal merupakan nilai-nilai kebajikan yang disepakati bersama, lepas dari suku bangsa, agama, bahasa maupun latar belakangnya.

1. Profil Pelajar Pancasila
  • Beriman, bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, dan Berakhlak Mulia.
  • Mandiri
  • Bernalar Kritis
  • Berkebinekaan Global
  • Bergotong royong
  • Kreatif
2. IBO Primary Years Program (PYP)
  • Toleransi
  • Rasa Hormat
  • Integritas
  • Mandiri
  • Menghargai
  • Antusias
  • Empati
  • Keingintahuan
  • Kreativitas
  • Kerja sama
  • Percaya Diri
  • Komitmen
Bagaimana kita berperilaku? 
Mengapa kita melakukan segala sesuatu? Apakah kita melakukan sesuatu karena adanya dorongan dari lingkungan, atau ada dorongan yang lain? 
Terkadang kita melakukan sesuatu karena kita menghindari rasa sakit atau ketidaknyamanan, terkadang kita juga melakukan sesuatu untuk mendapatkan apa yang kita mau. 
Pernahkah Anda melakukan sesuatu untuk mendapat senyuman atau pujian dari orang lain? Untuk mendapat hadiah? Atau untuk mendapatkan uang? Apa lagi kira-kira alasan orang melakukan sesuatu?

Motivasi Perilaku Manusia :
  • Untuk menghindari ketidaknyamanan atau hukuman
  • Untuk mendapatkan imbalan atau penghargaan dari orang lain.
  • Untuk menjadi orang yang mereka inginkan dan menghargai diri sendiri dengan nilai-nilai yang mereka percaya.
Hukuman dan Penghargaan
Penghargaan maupun hukuman, adalah cara-cara mengontrol perilaku seseorang yang menghancurkan potensi untuk pembelajaran yang sesungguhnya.Memberikan penghargaan dan hukuman adalah hal yang sama, karena keduanya mencoba mengendalikan perilaku seseorang.Orang pada dasarnya tidak suka dikendalikan, dalam jangka waktu lama, penghargaan akan terlihat sebagai hukuman. Jika suatu penghargaan diharapkan, namun murid tidak mendapatkannya, murid akan merasa dihukum.

Bagaimana Penegakan Peraturan atau keyakinan kelas/sekolah dalam disiplin positif ?

DISIPLIN DENGAN HUKUMAN 
Disiplin dengan hukuman bersifat tidak terencana atau tiba-tiba. Murid tidak tahu apa yang akan terjadi, dan tidak dilibatkan. Hukuman bersifat satu arah, dari pihak guru yang memberikan, dan murid hanya menerima suatu hukuman tanpa melalui suatu kesepakatan, atau pengarahan dari pihak guru, baik sebelum atau sesudahnya. Hukuman yang diberikan berupa fisik maupun psikis, murid disakiti oleh suatu perbuatan atau kata-kata.
DISIPLIN DENGAN KONSEKUENSI
Disiplin dengan konsekuensi, sudah terencana, disepakati, dibahas dan disetujui oleh murid dan guru. Bentuk konsekuensi dibuat oleh pihak guru (sekolah), dan murid sudah mengetahui sebelumnya konsekuensi yang akan diterima bila ada pelanggaran. Murid tetap dibuat tidak nyaman untuk jangka waktu pendek. Konsekuensi biasanya diberikan berdasarkan suatu data yang umumnya dapat diukur, misalnya, setelah 3 kali tugasnya tidak diselesaikan pada batas waktu yang diberikan, atau murid melakukan kegiatan di luar kegiatan pembelajaran. Sikap guru di sini senantiasa memonitor murid.
DISIPLIN DENGAN RESTITUSI
Restitusi adalah proses menciptakan kondisi bagi murid untuk memperbaiki kesalahan mereka, sehingga mereka bisa kembali pada kelompok mereka, dengan karakter yang lebih kuat. Restitusi merupakan proses kolaboratif yang mengajarkan murid untuk mencari solusi untuk masalah mereka, dan membantu murid berpikir tentang orang seperti apa yang mereka inginkan, dan bagaimana mereka harus memperlakukan orang lain

Keyakinan Kelas
Nilai-nilai kebajikan universal yang disepakati secara tersirat dan tersurat, lepas dari latar belakang suku, negara, bahasa maupun agama. Nilai-nilai Kebajikan bahwa menekankan pada keyakinan seseorang akan lebih memotivasi seseorang dari dalam. Seseorang akan lebih tergerak dan bersemangat untuk menjalankan keyakinannya, daripada hanya sekedar mengikuti serangkaian peraturan tertulis tanpa makna.

Pembentukan Keyakinan Sekolah/Kelas
Keyakinan kelas bersifat lebih ‘abstrak’ daripada peraturan, yang lebih rinci dan konkrit. Keyakinan kelas berupa pernyataan-pernyataan universal. Pernyataan keyakinan kelas senantiasa dibuat dalam bentuk positif. Keyakinan kelas hendaknya tidak terlalu banyak, sehingga mudah diingat dan dipahami oleh semua warga kelas. Keyakinan kelas sebaiknya sesuatu yang dapat diterapkan di lingkungan tersebut. Semua warga kelas hendaknya ikut berkontribusi dalam pembuatan keyakinan kelas lewat kegiatan curah pendapat. Bersedia meninjau kembali keyakinan kelas dari waktu ke waktu.

Prosedur Pembentukan Keyakinan Sekolah/Kelas
  1. Mempersilakan murid bercurah pendapat peraturan yang perlu disepakati di sekolah/kelas. 
  2. Mencatat semua masukan murid di papan tulis atau di kertas besar (kertas ukuran poster). 
  3. Susunlah keyakinan kelas sesuai prosedur, ganti kalimat negatif menjadi positif. 
  4. Tinjau kembali daftar curah pendapat yang sudah dicatat. Ajak murid untuk menemukan nilai kebajikan atau keyakinan yang dituju dari peraturan tersebut. Contoh: Berjalan di kelas, Dengarkan Guru, Datanglah Tepat Waktu berada di bawah 1 ‘payung’ yaitu keyakinan untuk ‘Saling Menghormati’ atau nilai kebajikan ‘Hormat’. Keyakinan inilah yang dimasukkan dalam daftar untuk disepakati. Kegiatan ini juga merupakan pendalaman pemahaman bentuk peraturan ke keyakinan sekolah/kelas. 
  5. Tinjau ulang Keyakinan Sekolah/Kelas secara bersama-sama. Sebaiknya keyakinan sekolah/kelas tidak terlalu banyak, bisa berkisar antara 3-7 prinsip/keyakinan. 
  6. Setelah keyakinan sekolah/kelas selesai dibuat, maka semua warga kelas dipersilakan meninjau ulang, dan menyetujuinya dengan menandatangani keyakinan sekolah/kelas tersebut, termasuk guru dan semua warga/murid. 
  7. Keyakinan Sekolah/Kelas selanjutnya bisa dilekatkan di dinding kelas di tempat yang mudah dilihat semua warga kelas. 

Kebutuhan Dasar Manusia
Ketika seorang murid melakukan suatu perbuatan yang bertentangan dengan nilai-nilai kebajikan, atau melanggar peraturan, hal itu sebenarnya dikarenakan mereka gagal memenuhi kebutuhan dasar mereka.
Kebutuhan Dasar Manusia
1. Kebutuhan bertahan hidup 
Kebutuhan bertahan hidup (survival) adalah kebutuhan yang bersifat fisiologis untuk bertahan hidup misalnya kesehatan, rumah, dan makanan. Kebutuhan biologis sebagai bagian dari proses reproduksi termasuk kebutuhan untuk tetap bertahan hidup. Komponen psikologis pada kebutuhan ini meliputi kebutuhan akan perasaan aman.
2. Kebutuhan untuk disayangi dan diterima 
Kebutuhan ini adalah kebutuhan psikologis. Kebutuhan untuk disayangi dan diterima meliputi kebutuhan akan hubungan dan koneksi sosial, kebutuhan untuk memberi dan menerima kasih sayang dan kebutuhan untuk merasa menjadi bagian dari suatu kelompok. 
Kebutuhan ini meliputi keinginan untuk tetap terhubung dengan orang lain, seperti teman, keluarga, pasangan hidup, teman kerja, binatang peliharaan, dan kelompok dimana kita tergabung.
3. Kebutuhan Penguasaan (Kebutuhan Pengakuan atas Kemampuan)
Kebutuhan ini berhubungan dengan kekuatan untuk mencapai sesuatu, menjadi kompeten, menjadi terampil, diakui atas prestasi dan keterampilan kita, didengarkan dan memiliki rasa harga diri. 
Kebutuhan ini meliputi keinginan untuk dianggap berharga, bisa membuat perbedaan, bisa membuat pencapaian, kompeten, diakui, dihormati. Ini meliputi self esteem, dan keinginan untuk meninggalkan pengaruh.
4. Kebutuhan untuk bebas  
Kebutuhan untuk bebas adalah kebutuhan akan kemandirian, otonomi, memiliki pilihan dan mampu mengendalikan arah hidup seseorang. 
Anak-anak dengan kebutuhan kebebasan yang tinggi menginginkan pilihan, mereka perlu banyak bergerak, suka mencoba-coba, tidak terlalu terpengaruh orang lain dan senang mencoba hal baru dan menarik.
5. Kebutuhan akan kesenangan
Kebutuhan akan kesenangan adalah kebutuhan untuk mencari kesenangan, bermain, dan tertawa. Bayangkan hidup tanpa kenikmatan apa pun, betapa menyedihkan. Anak-anak dengan kebutuhan dasar kesenangan yang tinggi biasanya ingin menikmati apa yang dilakukan. Mereka juga bisa berkonsentrasi tinggi saat mengerjakan hal yang disenangi. Mereka suka permainan dan suka mengoleksi barang, suka bergurau, suka melucu dan juga menggemaskan. Bahkan saat mereka bertingkah laku buruk, mereka masih terlihat lucu.

Lima Posisi Kontrol dalam Penerapan Disiplin
Penghukum, 
Seorang penghukum bisa menggunakan hukuman fisik maupun verbal. Orang-orang yang menjalankan posisi penghukum, senantiasa mengatakan bahwa sekolah memerlukan sistem atau alat yang dapat lebih menekan murid-murid lebih dalam lagi.

Pembuat Rasa Bersalah, 
Pada posisi ini biasanya guru akan bersuara lebih lembut. Pembuat rasa bersalah akan menggunakan keheningan yang membuat orang lain merasa tidak nyaman, bersalah, atau rendah diri.

Teman, 
Guru pada posisi ini tidak akan menyakiti murid, namun akan tetap berupaya mengontrol murid melalui persuasi. Posisi teman pada guru bisa negatif ataupun positif. Positif di sini berupa hubungan baik yang terjalin antara guru dan murid. Guru di posisi teman menggunakan hubungan baik dan humor untuk mempengaruhi seseorang. 

Pemantau 
Memantau berarti mengawasi. Pada saat kita mengawasi, kita bertanggung jawab atas perilaku orang-orang yang kita awasi. Posisi pemantau berdasarkan pada peraturan-peraturan dan konsekuensi. Dengan menggunakan sanksi/konsekuensi, kita dapat memisahkan hubungan pribadi kita dengan murid, sebagai seseorang yang menjalankan posisi pemantau. Pertanyaan yang diajukan seorang pemantau:

Manajer
Posisi terakhir, Manajer, adalah posisi di mana guru berbuat sesuatu bersama dengan murid, mempersilakan murid mempertanggungjawabkan perilakunya, mendukung murid agar dapat menemukan solusi atas permasalahannya sendiri. 
Seorang manajer telah memiliki keterampilan di posisi teman maupun pemantau, dan dengan demikian, bisa jadi di waktu-waktu tertentu kembali kepada kedua posisi tersebut bila diperlukan. 
Namun bila kita menginginkan murid-murid kita menjadi manusia yang merdeka, mandiri dan bertanggung jawab, maka kita perlu mengacu kepada Restitusi yang dapat menjadikan murid kita seorang manajer bagi dirinya sendiri. 
Di manajer, murid diajak untuk menganalisis kebutuhan dirinya, maupun kebutuhan orang lain. Disini penekanan bukan pada kemampuan membuat konsekuensi, namun dapat berkolaborasi dengan murid bagaimana memperbaiki kesalahan yang ada. 
Dari 5 posisi kontrol seorang guru adalah pencapaian posisi Manajer, di mana di posisi inilah murid dapat menjadi pribadi yang mandiri, merdeka, dan bertanggung jawab atas segala perilaku dan sikapnya, yang pada akhirnya dapat menciptakan lingkungan yang positif, nyaman, dan aman.

Merancang sebuah tahapan untuk memudahkan para guru dalam melakukan proses untuk menyiapkan anaknya untuk melakukan restitusi, bernama segitiga restitusi/restitution triangle. 
Proses tiga tahapan tersebut didasarkan pada prinsip-prinsip utama dari Teori Kontrol, yaitu:




1. Menstabilkan Identitas (Stabilize the Identity)
Bagian dasar dari segitiga bertujuan untuk mengubah identitas anak dari orang yang gagal karena melakukan kesalahan menjadi orang yang sukses. Anak yang melanggar peraturan karena sedang mencari perhatian adalah anak yang sedang mengalami kegagalan. Dia mencoba untuk memenuhi kebutuhan dasarnya namun ada benturan. Kalau kita mengkritik dia, maka kita akan tetap membuatnya dalam posisi gagal. Kalau kita ingin ia menjadi reflektif, maka kita harus meyakinkan si anak, dengan cara mengatakan kalimat-kalimat ini:
Berbuat salah itu tidak apa-apa.
Tidak ada manusia yang sempurna
Saya juga pernah melakukan kesalahan seperti itu.
Kita bisa menyelesaikan ini.
Bapak/Ibu tidak tertarik mencari siapa yang salah, tapi Bapak/Ibu ingin mencari solusi dari permasalahan ini.
Kamu berhak merasa begitu.
Apakah kamu sedang menjadi teman yang baik buat dirimu sendiri?

2. Validasi Tindakan yang Salah (Validate the Misbehavior)
Menurut Teori Kontrol semua tindakan manusia, baik atau buruk, pasti memiliki maksud/tujuan tertentu, yaitu memenuhi kebutuhan dasar.  Seorang guru yang memahami teori kontrol pasti akan mengubah pandangannya dari teori stimulus response ke cara berpikir proaktif yang mengenali tujuan dari setiap tindakan. Kita mungkin tidak suka sikap seorang anak yang terus menerus merengek, tapi bila sikap itu mendapat perhatian kita, maka itu telah memenuhi kebutuhan anak tersebut. Kalimat-kalimat di bawah ini mungkin terdengar asing buat guru, namun bila dikatakan dengan nada tanpa menghakimi akan memvalidasi kebutuhan mereka.
“Padahal kamu bisa melakukan yang lebih buruk dari ini ya?”
“Kamu pasti punya alasan mengapa melakukan hal itu”
“Kamu patut bangga pada dirimu sendiri karena kamu telah melindungi sesuatu yang penting buatmu”.
“Kamu boleh mempertahankan sikap itu, tapi kamu harus menambahkan sikap yang baru.”

3. Menanyakan Keyakinan (Seek the Belief)
Teori kontrol menyatakan bahwa kita pada dasarnya termotivasi secara internal. Ketika identitas sukses telah tercapai (langkah 1) dan tingkah laku yang salah telah divalidasi (langkah 2), maka anak akan siap untuk dihubungkan dengan nilai-nilai yang dia percaya, dan berpindah menjadi orang yang dia inginkan. Pertanyaan-pertanyaan di bawah ini menghubungkan keyakinan anak dengan keyakinan kelas atau keluarga.
• Apa yang kita percaya sebagai kelas atau keluarga?
• Apa nilai-nilai umum yang kita telah sepakati?
• Apa bayangan kita tentang kelas yang ideal?
• Kamu mau jadi orang yang seperti apa?


Dokumentasi Penerapan Segitiga Restitusi
Restitusi pada Siswa Terlambat 




Rabu, 07 Desember 2022

Kaitan Peran Pendidik dalam Mewujudkan Filosofi Pendidikan Ki Hadjar Dewantara dan Profil Pelajar Pancasila pada Murid-muridnya dengan Paradigma Inkuiri Apresiatif (IA) di Sekolah

Menurut Ki Hajar Dewantara Pendidikan diartikan sebagai ‘tuntunan dalam hidup tumbuhnya anak-anak. Pendidikan menuntun segala kodrat yang ada pada anak-anak, agar mereka dapat mencapai keselamatan dan kebahagiaan yang setinggi-tingginya baik sebagai manusia maupun sebagai anggota masyarakat.  Walaupun pendidikan hanya dapat ‘menuntun’, akan tetapi manfaatnya bagi hidup dan tumbuhnya anak-anak sangatlah besar.  Jika terdapat anak tidak baik, maka anak tersebut perlu mendapatkan tuntunan dalam pendidikan agar semakin baik budi pekertinya.  Filosofi pendidikan menurut Ki Hadjar Dewantara menyebutkan bahwa dalam proses menuntun, diri anak perlu merdeka dalam belajar serta berpikir, dituntun oleh para pendidik agar anak tidak kehilangan arah serta membahayakan dirinya. Guru memberikan ‘tuntunan’ agar murid dapat menemukan kemerdekaannya dalam belajar. 

Sementara itu, tujuan pendidikan nasional telah dinyatakan dalam Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional Pasal 3, dimana Pendidikan diselenggarakan agar setiap individu dapat menjadi manusia yang “beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis dan bertanggung jawab. 

Kedua hal tersebut menjadi pedoman pendidikan di Indonesia yang dicetuskan dalam Profil Pelajar Pancasila. Pelajar Pancasila disini berarti pelajar sepanjang hayat yang kompeten dan memiliki karakter sesuai nilai-nilai Pancasila. Pelajar yang memiliki profil ini adalah pelajar yang terbangun utuh keenam dimensi pembentuknya yang harus dilihat sebagai satu kesatuan yang tidak terpisahkan. Apabila satu dimensi ditiadakan, maka profil tersebut menjadi tidak bermakna. Keenam dimensi itu adalah (1) Beriman, bertakwa kepada Tuhan yang Maha Esa dan berakhlak mulia; (2) Mandiri; (3) Bergotong-royong; (4) Berkebinekaan global; (5) Bernalar kritis; dan (6) Kreatif.

Guru bukan Kepala Sekolah, namun visi seorang guru memiliki makna yang kuat menghubungkan hati lebih banyak pihak hingga kemudian mengundang upaya kolaboratif demi mewujudkan. Visi seorang guru harus dapat di-amini semua pihak karena sangat jelas keberpihakannya pada murid. Memiliki visi tentang pertumbuhan murid menjadi hal yang sangat penting bagi seorang guru. Visi yang diharapkan terwujud pada murid di masa depan. Visi mengenai murid menjadi bintang penunjuk arah bagi guru dalam menentukan program dan strategi pembelajaran.

Tanggung jawab saya sebagai seorang guru penggerak memiliki peran untuk mengembangkan diri dan orang lain, memimpin pembelajaran, memimpin manajemen sekolah, dan memimpin pengembangan sekolah. Peran ini memunculkan harapan bahwa ada hal besar yang diharapkan dapat dicapai di masa depan.  Guru Penggerak perlu mengartikulasikan harapan besar mengenai dirinya, murid, rekan kerja, sekolah dalam kalimat-kalimat yang sifatnya pribadi, sehingga paling tidak dapat menggerakkan hatinya, menyemangati dirinya, di tengah jatuh-bangun perjuangannya kelak.

Saya memimpikan murid-murid yang  berprofil pelajar pancasila (beriman, bertakwa kepada Tuhan YME, dan berakhlak mulia, berkebinekaan global, bergotong royong, mandiri, bernalar kritis, dan kreatif) dan inovatif.  Saya percaya bahwa murid adalah pusat pembelajaran yang memiliki potensi dan aset sendiri yang unik dituntun dan diarahkan agar hidup dan tumbuh sesuai kodratnya sendiri. Di sekolah, saya mengutamakan pembelajaran berpusat pada murid sesuai profil pelajar Pancasila dengan segala potensi dan aset murid yang unik.  Murid di sekolah saya sadar betul bahwa profil pelajar Pancasila merupakan karakter yang harus dimiliki untuk menjawab tantangan zaman.  Saya dan guru lain di sekolah saya yakin untuk mewujudkan murid yang berprofil pelajar pancasila dapat dilakukan dengan pembelajaran yang berpusat pada murid, konstekstual dan menyenangkan serta melibatkan alam, sosial dan budaya sekitar. Saya dan guru lain di sekolah saya paham bahwa untuk mewujudkan pelajar profil pancasila harus didukung oleh lingkungan belajar yang memfasilitasi kodrat zaman dan lingkungan belajar yang nyaman dan kondusif untuk pembelajaran.

Untuk dapat mewujudkan visi dan melakukan proses perubahan, maka perlu sebuah pendekatan atau paradigma. Pendekatan ini dipakai sebagai alat untuk mencapai tujuan. Guru Penggerak dapat berkontribusi dalam mewujudkan Profil Pelajar Pancasila pada muridnya di sekolah menggunakan paradigma Inkuiri Apresiatif (IA).  IA menggunakan prinsip-prinsip utama psikologi positif dan pendidikan positif. Pendekatan IA percaya bahwa setiap orang memiliki inti positif yang dapat memberikan kontribusi pada keberhasilan. Inti positif ini merupakan potensi dan aset organisasi. Dengan demikian, dalam implementasinya, IA dimulai dengan menggali hal-hal positif, keberhasilan yang telah dicapai dan kekuatan yang dimiliki organisasi, sebelum organisasi menapak pada tahap selanjutnya dalam melakukan perencanaan perubahan. Di sekolah, pendekatan IA dapat dimulai dengan mengidentifikasi hal baik apa yang telah ada di sekolah, mencari cara bagaimana hal tersebut dapat dipertahankan, dan memunculkan strategi untuk mewujudkan perubahan ke arah lebih baik. Nantinya, kelemahan, kekurangan, dan ketiadaan menjadi tidak relevan lagi. Berpijak dari hal positif yang telah ada, sekolah kemudian menyelaraskan kekuatan tersebut dengan visi sekolah impian dan visi setiap warga sekolah. 

IA merupakan salah satu model manajemen perubahan di lingkungan pembelajaran, baik itu di kelas maupun sekolah. Tahapan IA dalam bahasa Indonesia disebut dengan BAGJA (Buat Pertanyaan, Ambil Pelajaran, Gali Mimpi, Jabarkan Rencana, Atur Eksekusi). BAGJA adalah gubahan tahapan Inkuiri Apresiatif sebagai pendekatan manajemen perubahan. 

Langkah-langkah dalam menerapkan perubahan sesuai dengan visi berdasarkan tahapan BAGJA dimulai 

  1. Buat Pertanyaan Utama (Define), merumuskan pertanyaan sebagai penentu arah penelusuran terkait perubahan yang diinginkan atau diimpikan. 
  2. Ambil Pelajaran (Discover), mengumpulkan berbagai pengalaman positif yang telah dicapai di kelas maupun sekolah serta pelajaran apa yang dapat diambil dari hal-hal positif tersebut. 
  3. Gali Mimpi (Dream), menyusun narasi tentang kondisi ideal apa yang diimpikan dan diharapkan terjadi di lingkungan pembelajaran. Disinilah visi benar-benar dirumuskan dengan jelas. 
  4. Jabarkan Rencana (Design), merumuskan rencana tindakan tentang hal-hal penting apa yang perlu dilakukan untuk mewujudkan visi. 
  5. Atur Eksekusi (Deliver), memutuskan langkah-langkah yang akan diambil, siapa yang akan Bapak/Ibu ajak dan pasti mau untuk terlibat, bagaimana strateginya, dan aksi lainnya demi mewujudkan visi perlahan-lahan.

Kekuatan BAGJA ada pada proses penggalian jawaban pertanyaan yang didasari oleh rasa ingin tahu, kebaikan, dan kebersamaan. BAGJA mewujud menjadi pengalaman kolaboratif yang apresiatif dan bermakna bagi peningkatan kualitas belajar murid di sekolah. Pertanyaan itu akan membawa komunitas sekolah untuk berefleksi, menggali lebih dalam hal-hal yang bermakna, untuk kemudian diinternalisasi dan dijadikan sebagai bahan perbaikan-peningkatan dalam menjalankan perubahan demi perubahan.

Berdasarkan uraian di atas saya sebagai guru penggerak mempunyai VISI mengenai murid di masa depan yang saya gagas adalah mewujudkan murid yang berprofil pelajar pancasila (beriman, bertakwa kepada Tuhan YME, dan berakhlak mulia, berkebinekaan global, bergotong royong, mandiri, bernalar kritis, dan kreatif) dan peduli pada lingkungan alam sekitar melalui pembelajaran yang menyenangkan berpusat pada murid dengan didukung lingkungan belajar yang nyaman dan kondusif.

Untuk mewujudkan visi tersebut, saya membuat salah satu prakarsa perubahan tentang mengembangkan bernalar kritis melalui pembiasaan literasi. Diharapkan dari prakarasa perubahan tersebut kegiatan siswa dalam pembiasaan literasi yang dilakukan lebih terarah dalam mengembangkan bernalar kritis sehingga terbentuk kebiasaan-kebiasaan baru yang dapat mengembangkan bernalar kritis.


Selasa, 08 November 2022

Kesimpulan dan Refleksi Pengetahuan dan Pengalaman Baru yang Dipelajari dari Pemikiran Ki Hadjar Dewantara

Menurut Ki Hajar Dewantara (1936) pengajaran adalah pendidikan dengan cara memberi ilmu atau berfaedah untuk kehidupan anak-anak, baik lahir maupun batin. Pendidikan diartikan sebagai ‘tuntunan dalam hidup tumbuhnya anak-anak’. Pendidikan menuntun segala kodrat yang ada pada anak-anak, agar mereka dapat mencapai keselamatan dan kebahagiaan yang setinggi-tingginya baik sebagai manusia maupun sebagai anggota masyarakat. Pendidik itu hanya dapat menuntun tumbuh atau hidupnya kekuatan kodrat yang ada pada anak-anak, agar dapat memperbaiki lakunya dan tumbuhnya kekuatan kodrat anak. Meskpun pendidikan itu hanya ‘tuntunan’ saja di dalam hidup dan tumbuhnya anak-anak, tetapi pendidikan itu berhubungan dengan kodrat keadaan dan keadaannya setiap anak. Pendidikan anak juga berhubungan dengan kodrat alam dan kodrat zaman. Kodrat alam berkaitan dengan “sifat” dan “bentuk” lingkungan di mana anak berada, sedangkan kodrat zaman berkaitan dengan “isi” dan “irama”.

Pada dasarnya guru hanya bisa menuntun, memberi contoh, membangun semangat dan memotivasi anak seperti semboyan Ki Hajar Dewantara “ Ing Ngarso Sung Tulodho, Ing Madyo Mangun Karso dan Tut Wuri Handayani”.

 

Menguasai diri merupakan tujuan pendidikan dan maksud keadaban. Banyak watak biologis tidak dapat lenyap dari jiwa manusia. Jika kecerdasan budi yang dimiliki orang tersebut baik dan kokoh, maka dapat mewujudkan kepribadian dan karakter jiwa yang berazas hukum kebatinan, sehingga ia selalu dapat mengalahkan nafsu dan tabiat-tabiatnya yang asli dan biologis.

Cara-cara mendidik beragam banyaknya, akan tetapi pada dasarnya cara tersebut dapat dibagi seperti berikut:

1. Memberi contoh (voorbeld);
2. Pembiasaan (pakulinan, gewoontervorming)
3. Pengajaran (wulang-wuruk, leering)
4. Perintah, paksaan dan hukuman (regearing en tucht);
5. Tindakan (laku, zelfberheersching, zelfdiscipline);
6. Pengalaman lahir dan batin (nglakoni, ngrasa, beleving)

Umur anak didik dibagi menjadi 3 masa, masing-masing dari 7 atau 8 tahun (1 windu): 
a) waktu pertama (1-7 tahun) dinamakan masa kanak-kanak (kinderperiode); 
b) waktu kedua (7-14 tahun), yakni masa pertumbuhan jiwa pikiran (intillectueele periode); dan 
c) masa ketiga (14-21 tahun) dinamakan masa terbentuknya budi pekerti (sociale periode).

Sebelum saya mempelajari refleksi pemikiran pendidikan KHD, saya sebagai guru dalam kegiatan pembelajaran di kelas lebih banyak memonopoli kegiatan, guru lebih aktif dari siswa. Saya beranggapan siswa tidak dapat memahami materi jika tidak saya jelaskan. Saya juga beranggapan bahwa siswa telah mencapai tujuan pembelajaran jika siswa telah menguasai kompetensi dasar yang dibuktikan dengan nilai melampaui KKM. Saya memberikan tugas tanpa mempertimbangkan perbedaan potensi siswa. Saya juga beranggapan bahwa pemberian sanksi kepada peserta didik dapat mengubah perilaku siswa menjadi lebih baik

Setelah mempelajari refleksi pemikiran pendidikan KHD, terjadi perubahan pola berpikir dalam diri saya ketika melaksanakan pembelajaran di kelas. Saya mengubah pemikiran saya yang tadinya berpikir bahwa anak selembar kertas kosong ternyata tidak tepat, setiap anak lahir memiliki potensi sendiri-sendiri. Saya berusaha mengenali setiap potensi anak didik dan karakteristiknya yang berbeda-beda. Saya mengubah pusat pembelajaran, yaitu berpusat pada anak. Saya memberikan ruang, kesempatan, dan fasilitas seluas-luasnya kepada anak agar ia mampu berpartisipasi aktif dalam kegiatan pembelajaran. Saya sebagai pendidik, menempatkan diri saya sebagai fasilitator yang menuntun anak agar ia mampu mencapai tujuan pembelajaran yang diharapkan. 


Hal-hal yang coba saya terapkan agar kelas saya mencerminkan Ki Hajar Dewantara antara lain saya mencoba menciptakan suasana kelas yang menyenangkan serta sejalan dengan kodrat anak yang senang bermain. Saya mengkolaborasikan asiknya kebiasaan masyarakat di tegal dan permainannya ke dalam kegiatan pembelajaran. Misalnya dengan melakukan kerja kelompok dalam nuansa moci (minum teh bareng) ketika pembelajaran berlangsung.

Untuk mewujudkan tujuan pendidikan murid yang berbudi pekerti yang baik, saya sebagai guru selain memberikan arahan dan pembinaan, saya memberikan teladan yang baik. Anak tidak hanya melakukan apa yang saya katakan, tapi anak dapat meneladani perilaku baik yang saya contohkan. Saya berusaha menerapkan semboyan Ki Hajar Dewantara, yaitu Ing Ngarso Sung Tulodho, dari atas saya bisa memberikan teladan bagi setiap anak didik saya, Ing Madyo Mangun Karso di tengah saya bisa jadi teman yang memberikan semangat, serta Tut Wuri Handayani dari belakang saya bisa memberikan dorongan moral serta semangat belajar.


Rabu, 24 Februari 2021

Pembelajaran Kelas IX A, IX B, dan IX C Materi Bangun Ruang Sisi Lengkung Semester 2 Th. Pel 2020/2021

Kumpulan Pembelajaran Kelas IX A, IX B, dan IX C Materi Bangun Ruang Sisi Lengkung Semester 2 Th. Pel 2020/2021

TUGAS 13


Selasa, 23 Februari 2021

Pembelajaran Kelas IX A, IX B dan IX C SMP Negeri 3 Talang Semester 2 Materi Kekongruenan dan Kesebangunan Tahun Pelajaran 2020/2021

Kumpulan Tugas-tugas Matematika Kelas IX A, IX B dan IX C SMP Negeri 3 Talang Semester 2 Tahun Pelajaran 2020/2021 Materi Kekongruenan dan Kesebangunan

TUGAS 5
Assalamualaikum wr. wb.
Selamat pagi, hari ini kita akan belajar materi kesebangunan dan kekongruenan.
Silahkan pahami materi berikut :

https://youtu.be/RdEXHsf3C-s

Silahkan materi diatas diringkas dalam buku catatan kemudian kirim foto catatannya ke wa saya, paling lambat hari ini, selasa 19 Jan 2021 pukul 20.00.

TUGAS 6

Assalamualaikum wr. wb.
Selamat siang, hari ini kita akan berlatih materi kekongruenan.
Silahkan pelajari buku paket matrmatika kelas 9 halaman 202 sampai 211
Setelah mempelajari halaman tersebut, kerjakan latihan 4.1 halaman 212 sampai 215 nomor 1, 4, 6, 7 dan 9
Jawaban dikerjakan dalam buku tugas dan kirimkan fotonya ke wa saya paling lambat hari ini kamis, 21 jan 2021.

TUGAS 7

Assalamualaikum Wr. Wb.

Selamat pagi anak- anakku
Hari ini kita akan belajar "Kekongruenan dua segitiga"
Untuk materi kekongruenan dua segitiga silahkan simak video berikut !
https://www.youtube.com/watch?v=wFvcUgO9X-k
Setelah menyimak video di atas, silahkan buat catatan di buku catatan dari video tersebut. Hasil catatan difoto dan kirimkan via wa saya, paling lambat hari ini Senin, 25 Januari 2021 Pukul 20.00.

TUGAS 8

Assalamualaikum Wr. Wb.

Selamat pagi anak- anakku
Hari ini kita akan berlatih menyelesaikan soal "Kekongruenan dua segitiga"
Untuk pembelajaran hari ini, silahkan buku paket matematika halaman 218 sampai 225 dipelajari dan dipahami dengan baik.
Setelah itu mari kita berlatih mengerjakan soal-soal  "Latihan 4.2 Kekongruenan Dua Segitiga" Halaman 226 sampai 227. Silahkan kerjakan nomor 1, 2, 4, 6 dan 8.


Silahkan kerjakan dalam buku tugas, kemudian hasil di foto dikirimkan ke wa saya paling lambat rabu, 27 Jan 2021 pukul 20.00

TUGAS 9

Assalamualaikum Wr. Wb.
Selamat siang anak- anakku
Hari ini kita akan belajar materi "Kesebangunan bangun datar"
Silahkan dipahami isi video pembelajaran berikut ;
https://youtu.be/1bqemOyRYwQ
Setelah menyimak video di atas, silahkan buat catatan di buku catatan dari video tersebut. Hasil catatan difoto dan kirimkan via wa saya, paling lambat hari ini, sabtu, 30 Januari 2021 Pukul 20.00.

TUGAS 10

Assalamualaikum Wr. Wb.
Selamat siang anak- anakku
Hari ini kita akan berlatih soal "Kesebangunan bangun datar"
Untuk pembelajaran hari ini, silahkan buku paket matematika halaman 232 sampai 237 dipelajari dan dipahami dengan baik.
Setelah itu mari kita berlatih mengerjakan soal-soal  "Latihan 4.3 Kesebangunan Bangun Datar" Halaman 238 sampai 239. SIlahkan kerjakan nomor 1, 2, 3, 4 dan 6.


Silahkan kerjakan dalam buku tugas, kemudian hasil di foto dikirimkan ke wa saya paling lambat rabu, 3 Feb 2021 pukul 20.00

TUGAS 11

Hari ini kita akan belajar "Kesebangunan dua segitiga". Silahkan pelajari materi video berikut ;

https://youtu.be/EcjC41qDQI8
Setelah menyimak video di atas, silahkan buat catatan di buku catatan dari video tersebut. Hasil catatan difoto dan kirimkan via wa saya, paling lambat hari ini, Kamis, 4 Februari 2021 Pukul 20.00.

TUGAS 12

Assalamualaikum Wr. Wb.
Selamat pagi anak- anakku
Hari ini kita akan berlatih soal "Kesebangunan dua segitiga"
Untuk pembelajaran hari ini, silahkan buku paket matematika halaman 242 sampai 254 dipelajari dan dipahami dengan baik.
Setelah itu mari kita berlatih mengerjakan soal-soal  "Latihan 4.4 Kesebangunan Dua Segitiga" Halaman 254 sampai 258. Silahkan kerjakan nomor 1, 2, 7, 8, 14 dan 15






Silahkan kerjakan dalam buku tugas, kemudian hasil di foto dikirimkan ke wa saya paling lambat Senin, 8 Feb 2021 pukul 20.00

ULANGAN

SIlahkan klik link 
https://s.id/TesUlha1


Pembelajaran Kelas IX A, IX B dan IX C SMP Negeri 3 Talang Semester 2 Materi Transformasi Tahun Pelajaran 2020/2021

Kumpulan Tugas-tugas Matematika Kelas IX A, IX B dan IX C SMP Negeri 3 TalangSelama Semester 2 Tahun Pelajaran 2020/2021 Materi Transformasi (Lanjutan)

TUGAS 1
Assalamualaikum wr. wb.
Selamat pagi anak-anakku, hari ini awal pembelajaran di semester 2 tahun pelajaran 2020/2021. Semoga di semester 2 kita bisa belajar dengan baik lagi. Mohon agar anak-anaku belajar utk menghadapi kelulusan dengan sungguh2 dan penuh semangat.
Silahkan dipelajari kembali materi semester 1 tentang rotasi dengan menonton video di bawah ini :

https://youtu.be/nhta4HISSyo

 
Buatlah ringkasan materi dari video di atas dalam buku tulis ! Kumpulkan tugas dengan difoto kirimkan ke wa saya paling lambat nanti malam jam 20.00

TUGAS 2
Assalamualaikum wr. wb.
Selamat Pagi Anak-anakku.
Selama Pembelajaran Daring, jadwal mapel matematika tiap hari selasa, kamis dan sabtu. Untuk pertemuan hari ini, kita akan belajar latihan soal rotasi yg kemarin telah dipelajari.
Silahkan pelajari materi berikut !

Setelah mempelajari materi di atas kerjakan soal-soal di bawah ini !
  1. Gambarlah bayangan titik A (3, 4) yang di putar dengan sudut 90áµ’ berlawanan jarum jam dan pusat O (0, 0)!
  2. Tentukan bayangan titik  P(2,−3) oleh rotasi -180 dengan pusat O(0,0) !
  3. Jika bayangan titik P(a,b) oleh rotasi terhadap titik pusat (0,0) sebesar −90 adalah P′(−10,−2). Tentukan Nilai a + 2b !
Silahkan kerjakan dalam buku tugas, dikumpulkan via wa dengan mengirimkan foto jawaban yang diberi nama dan kelas paling lambat hari ini Kamis, 7 Jan 2021 pukul 20.00

TUGAS 3
Assalamualaikum wr. wb.
Bagi yg belum mengerjakan tugas 2, segera mengumpulkan !
Hari ini kita akan mempelajari transformasi dilatasi
Silahkan pelajari video berikut !

https://youtu.be/BV-ztTWrSvI

 
Setelah mempelajari materi di atas buatlah ringkasan dalam buku catatan dan difoto kirimkan pada saya, paling lambat Sabtu, 9 Januari 2021 Pukul 20.000

TUGAS 4
Assalamualaikum wr. wb.
Hari ini kita akan mengerjakan soal dilatasi, ingat kembali materi dilatasi kemarin dan pelajari materi di bawah ini !

Setelah mempelajari materi di atas, kerjakan soal-soal di bawah ini !

Kerjakan soal di atas dalam buku tugas dan jawaban difoto kirimkan ke wa saya, paling lambat Hari ini Rabu, 13 Januari 2021 jam 20.00 !

Rabu, 30 September 2020

Pembelajaran Kelas IX A, IX B dan IX C SMP Negeri 3 Talang Semester 1 Tahun Pelajaran 2020/2021

Belajar di Rumah 28 September 2020 - 10 Oktober 2020:

MATERI : PERSAMAAN KUADRAT DAN GRAFIK FUNGSI KUADRAT 

Topik 1. Mempelajari nilai sumbu simetri dan nilai optimum fungsi kuadrat

Pelajari video di bawah ini !

https://youtu.be/ESAGyqG9v7o

 

Tugas 1.

Setelah dipelajari materi di atas, tentukan sumbu simetri dan nilai optimum dari fungsi kuadrat di bawah ini !

1) f(x) = x² - 6x + 9

2) f(x) = 4x² + 5x + 6

Kerjakan dalam buku mat, jawaban di foto kirimkan ke whatsapp saya (08179590522)


Topik 2. Membuat Catatan Menggambar grafik fungsi kuadrat

Silahkan pelajari materi menggambar fungsi kuadrat dari video berikut :

https://www.youtube.com/watch?v=jUHCbONma2I

 

Tugas 2

Dari video tersebut buatlah catatan materi dari video terbut dalam buku catatan kemudian catatan tersebut di foto dan kirim ke whasapp saya !


Topik 3. Menentukan Titik Potong Sumbu x, Sumbu y, Titik Puncak Jika diketahui grafik fungsi kuadrat

Perhatikan Gambar Grafik Fungsi Kuadrat dan Bagian2nya Berikut !


Dari gambar di atas kerjakan tugas di bawah ini !

Tugas 3

Pada Gambar di bawah ! Tentukan ! 

1) nilai titik potong sumbu y ?

2) nilai titik potong sumbu x ?

3) nilai sumbu simetri ?

4) nilai optimum ?

5) berapa titik puncak ?


Silahkan yang bisa menjawab langsung tulisan jawab di sini ! yang menjawab dahulu akan memperoleh nilai ! yang menjawab dengan benar akan mendapat nilai kuis ! jawaban langsung ditulis di group ini atau ke wa saya!


Topik 4. Menentukan Titik Balik Maksimum atau Minimum

Silahkan pelajari materi di bawah !


Tugas 4

Setelah mempelajari materi di atas, silahkan tentukan apakah fungsi kuadrat di bawah ini mempunyai titik balik maksimum atau titik minimum dan tentukan titik baliknya !

1) f(x) = x² + 3x - 4

2) y = -6x² + 24x - 19

3) f(x) = 2x² + 5x - 12

4) y = -x² + 6x - 7

Kerjakan soal di atas dalam buku tugas dan jawaban dikirimkan via WA saya paling lambat pukul 20.00 !       

Silahkan dikerjakan, yang lebih cepat memperoleh nilai baik dibandingkan yang lebih lama mengirimkan jawabannya !


Tugas 5. Menggambar grafik fungsi kuadrat

Pelajari Materi Membuat Sketsa Grafik Fungsi Kuadrat Di Bawah Ini !


Pelajari juga video ini biar lebih jelas
Silahkan Pelajari Video Ini !
https://youtu.be/IV-a4kO3Mvk
 
Tugas 5
Buatlah sketsa grafik fungsi kuadrat di bawah ini beserta langkah-langkahnya !
1)  y = x² + 6x + 8
2) f(x) = -2x² + 2x + 4

Silahkan diselesaikan,dalam buku tugas dan kumpulkan via wa ke saya


Topik 6 Menetukan Fungsi Kuadrat Jika Diketahui Titik Potong Grafik dengan
Sumbu x dan Melalui suatu Titik Sebarang

Dalam fungsi kuadrat biasanya kita membuat grafiknya, nah kali ini kita akan membalik prosesnya yaitu menentukan atau membentuk fungsi kuadrat dari unsur-unsur yang diketahui. Unsur-unsur yang dimaksud adalah titik potong grafiknya, persamaan sumbu simetrinya atau koordinat titik puncaknya serta titik-titik yang dilalui oleh grafik fungsi kuadrat itu sendiri. Pada dasarnya kita dapat menentukan suatu fungsi kuadrat  apabila setidaknya diketahui tiga titik yang dialuinya.

1.   Menentukan Fungsi Kuadrat Jika Diketahui Titik Potong Grafik dengan Sumbu x dan Melalui suatu Titik Sebarang

Jika diketahui suat grafik fungsi y = ax2 + bx + c memotong sumbu x pada titik (x1, 0) dan (x2, 0) maka rumus fungsi dari grafik fungsi tersebut dapat dinyatakan sebagai

     y = a(x - x1)(x - x2)

Selanjutnya untuk menentukan nilai a, kita juga harus mengetahui titik lainnya yang dilalui fungsi kuadrat tersebut. Dengan demikian kita dapat menyusun rumus fungsi kuadrat tersebut.

Contoh 1

Tentukan persamaan fungsi kuadrat yang memotong sumbu x di titik (-1, 0) dan (5, 0) serta melalui titik (4, - 5)

Penyelesaian
Dari titik potong sumbu x di titik (
-1, 0) dan (5, 0) kita dapatkan

x1 = -1 dan x2 = 5

Nilai x1 dan x2 digunakan pada rumus :

y = a (x - x1)(x - x2)

y = a (x - (-1))(x - 5)

y = a (x + 1)(x - 5)

Selanjutnya, kita tentukan nilai a dengan mensubstitusikan/memasukan nilai x dan y titik (4, - 5) sehingga x = 4 dan y = - 5 pada persamaan yang telah diperoleh:

y = a (x + 1)(x - 5)

-5 = a(4 + 1)(4 - 5)

-5 = a(5)(-1)

-5 = -5a

a = 1

Jadi fungsi kuadratnya adalah :

y = 1(x + 1)(x - 5)          (kalikan yang dalam kurung terlebih dahulu diperoleh)

y = 1(x2 - 5x + 1x - 5)    (jumlahkan yang bisa dijumlah -5x + 1x)

y = 1(x2 - 4x - 5)            (kalikan semua yang dalam kurung dengan angka 1)

y = x2 - 4x - 5

 

Contoh 2

Tentukan persamaan fungsi kuadrat yang memotong sumbu x di titik (2, 0) dan (-6, 0) serta melalui titik (4, 5)

Penyelesaian
Dari titik potong sumbu x di titik (
2, 0) dan (-6, 0) kita dapatkan

x1 = 2 dan x2 = -6

Nilai x1 dan x2 digunakan pada rumus :

y = a (x - x1)(x - x2)

y = a (x - 2)(x – (-6))

y = a (x - 2)(x + 6)

Selanjutnya, kita tentukan nilai a dengan mensubstitusikan/memasukan nilai x dan y titik (4, 5) sehingga x = 4 dan y = 5 pada persamaan yang telah diperoleh:

y = a (x - 2)(x + 6)

5 = a(4 - 2)(4 + 6)

5 = a(2)( 10)

5 = 20a

a = 20 : 5

a = 4

Jadi fungsi kuadrat  y = a (x - 2)(x + 6) diubah menjadi :

y = 4 (x - 2)(x + 6)         (kalikan yang dalam kurung terlebih dahulu diperoleh)

y = 4(x2 + 6x - 2x - 12)    (hitung 6x - 2x = 4x)

y = 4(x2 + 4x - 12)            (kalikan semua yang dalam kurung dengan angka 4)

y = 4x2 + 16x - 48

Untuk memperjelas pelajari video berikut !
https://www.youtube.com/watch?v=SPJNNR-NyRs

Tugas 6
1. Catatlah materi di atas dalam buku catatan !
2. Kerjakan soal di bawah ini !
  • Tentukan fungsi kuadrat yang grafiknya memotong sumbu x pada koordinat (4, 0) dan (-3, 0) serta melalui titik koordinat (2, -10)
  • Tentukan fungsi kuadrat yang grafiknya memotong sumbu x pada koordinat (5, 0) dan (-5, 0) serta melalui titik koordinat (10, 15)
Kerjakan dalam buku tugas dan dikumpulkan via wa saya